Terungkap, Ini Alasan Joko Pakai Aksesori Mote di Wajah, Tolak Tiket Titanium Indonesian Idol 2020

KOMPAS.com - Penampilan salah satu peserta Indonesian Idol 2020 asal Ungaran, Jawa Tengah, Joko Suprihatin alias Jack Matthew, menarik perhatian masyarakat.

Pemuda warga Dusun Pongangan, Desa Samirono, Kecamatan Sumogawe, Kabupaten Semarang, itu mengaku terinspirasi dengan peserta Australia Got Talent, SIA dan Sheldon Riley.

"Keunikan itu saya gabungkan, dan malah menjadi semacam energi buat saya saat menyanyi," kata pria kelahiran 1993 ini.

Bantah cari sensasi

Terkait tanggapan aksinya hanya mencari sensasi, Joko membantahnya. Dia menyebut dirinya juga memiliki kemampuan.

Hal itu dibuktikan dengan mendapatkan tiga "yes" dari tiga juri Indonesian Idol 2020, yaitu Ari Lasso, Anang, dan Rossa.

Selain itu, salah satu aksi Joko yang menjadi viral adalah menolak tawaran Tiket Titanium dari Ari Lasso.

Saat itu, Ari Lasso meminta Joko untuk membuka aksesori mote di wajahnya.

"Saya tidak mau membuka karena ini adalah identitas dan karakter yang harus dipertahankan. Godaan Titanium Tiket tidak bisa mengalahkan karakter ini," jelasnya.

Disebut suara mirip Tompi

Joko mengaku belajar menyanyi secara otodidak. Sejumlah perlombaan tarik suara sudah diikutinya.

Lalu, soal gaya memakai aksesori mote sudah dilakukannya sejak 2013. Aksesori itu, menurutnya, tidak memengaruhi performanya saat manggung.

Bahkan, sejumlah juri menyebutkan bahwa suaranya mirip penyanyi Tompi.

"Sejak 2013, saya itu total sudah 12 kali mengikuti audisi berbagai lomba nyanyi. Komentar para juri rata-rata menilai suara saya mirip Tompi. Tapi, itu memang pengaruh genre yang saya senangi, yakni jazz, folk, reggae, swing," terangnya.

Seperti diketahui, pada 2014, Joko juga pernah mengikuti audisi Indonesia Idol dan lolos hingga tingkat penjurian utama. Lalu, pada 2019, dia juga ikut audisi dan mempunyai kesempatan lolos, tetapi gagal berangkat ke Jakarta karena sakit.

"Tahun ini saya optimistis melaju meski saingan juga berat-berat dan sangat bagus," kata Joko.

(Penulis: Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor: Khairina)