Salin Artikel

Cerita Guru Honorer David Berdayakan Lansia untuk Buat Pot Sabut Kelapa: Gaji Minus Tak Masalah

Ia merekrut tenaga produksi dari warga yang berusia lebih dari 60 tahun di desa kelahirannya di Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

Kepada Kompas.com, David bercerita sudah bekerja 6 tahun sebagai guru honorer. Namun gaji yang ia terima tak cukup untuk biaya hidup sehari-hari.

"Pertama mengajar dulu saya terima honor Rp 300.000. Sekarang sih sudah Rp 700.000," kata David saat ditemui di rumahnya, Jumat (11/9/2020).

Bahkan sejak beberapa bulan, ia harus membayar minus dari gajinya karena digunakan untuk membayar cicilan modal usaha pemberdayaan para lansia,

"Motivasi saya merintis usaha ini karena gaji minus dan nelangsa melihat para lansia miskin,"ucap David tersendat.

David mengatakan ia tak permah mematok target jumlah produksi. Semua produk seperti pot tanaman hingga media cangkok dikerjakan sesuai dengan kondisi para lansia.

Ia mengaku senang masih bisa bekerja dan merasa tenaganya berguna walaupun usianya sudah tua.

"Wong boten kesel, enteng kerjane, kalih lenggah. Upahe ngge tumbas rokok ( Tidak capek, pekerjaan ringan, sambil duduk. Honornya bisa untuk membeli rokok.)," ujar Mbah Paidi girang.

Untu satu pot berukuran kecil, Mbah Paidi mendapatkan upah Rp 1.500 per unit. Sementara untuk mengisi plastik kecil berbahan dasar sabut kelapa, ia menerima upah Rp 100 per bungkus.

Hal senada juga disampaikan Mbah Temu (60) yang sehari-hari tinggal sendirian di gubuk reyot.

Dengan mengerjakan pekerjaan dari David, Mbah Temu mengaku tak lagi kesepian tanpa kegiatan.

Sementara itu David mengaku belum memiliki modal yang memadai untuk memberikan upah lebih ke para lansia.

Dari hasil penjualan, ia baru mendapatkan untung Rp 1.000 per item. Untung tersebut ia dapatkan setelah menghitung bahan baku dan ongkos produksi.

Bahan baku sabut kelapa, dipasok dari Jepara seharga Rp 1,5 juta per truk. Sementara untuk penggilingan sabut, mesinnya masih meminjam.

"Meski belum ada pasar tetap tapi kami tetap berproduksi karena motivasi awalnya memang pemberdayaan lansia," jelasnya.

David berharap makin banyak yang bisa bergabung dengannya. Saat ini konsep pembuatan peci berbahan sabut sudah mulai dirintis tapi David masih membutuhkan dukungan moral dan modal untuk mengembangkannya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Widodo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/25/09490011/cerita-guru-honorer-david-berdayakan-lansia-untuk-buat-pot-sabut-kelapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke