Salin Artikel

5 Fakta Bocah 8 Tahun Kleptomania di Nunukan, Dicekoki Susu Campur Sabu hingga Ibu Pernah Ditahan di Malaysia

B yang dianggap memiliki kenakalan di luar nalar diduga mengidap kleptomania.

Oleh B, uang hasil curiannya akan dibelikan narkoba atau dibagikan ke teman-teman sebayanya.

Mengenai persoalan anak dengan dugaan kleptomania ini, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Primaya Hospital Bekasi Barat, dr Alvina SpKJ angkat bicara.

Menurut Alvina, untuk dapat menyebutkan seseorang memiliki kecenderungan kleptomania atau tidak, tidak bisa hanya menilai mereka sering mencuri dan tidak.

Alvina menjelaskan, biasanya benda yang dicuri oleh orang dengan kleptomania ini adalah benda yang tidak diperlukan dan tidak memiliki nilai uang yang bermakna.

Namun untuk kasus B, bocah 8 tahun itu mencuri sebanyak 23 kali dan hasil curiannya adalah benad-benda berharga salah satunya uang dalam celengan senilai Rp 3 juta.

Sementara itu, dalam pemberitaan sebelumnya juga disebutkan bahwa B diduga menderita kleptomania disebabkan oleh seringnya diberikan narkoba sejak bayi.

"Bisa saja (narkoba itu memicu kleptomania)," tuturnya.

Berikut 5 fakta bocah B yang diduga kleptomania di Kabupaten Nunukan:

Sang ibu R (37) pernah bekerja di Malaysia. Saat menjadi buruh ilegal di Negari Jiran, R juga pernah ditangkap oleh aparat Malaysia.

"Saat mamaknya ditahan di sebelah (Malaysia), B ini hidupnya luntang lantung sendirian. Mamaknya bercerai dengan bapaknya waktu itu, kebetulan keluarga B pernah sewa saya punya rumah. Jadi saya minta B untuk kami adopsi jadi anak angkat, kasihan kan, itu tahun berapa lupa saya," ujar Adam, Selasa (24/11/2020).

Sementara ayah B kini mendekam di Lapas Nunukan karena kasus narkoba dengan vonis 8 tahun penjara.

B tidak pernah pulang dan bermalam bersama ibunya. Dia selalu keluyuran dan lebih banyak di jalanan. R saat in bekerja sebagai buruh ikat rumput laut untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

B dan ibunya tinggal di kontrakan kecil di daerah pesisir.

Dari laporan pekerja sosial (Peksos) yang diterima Yaksi setelah dilakukan asesmen terhadap B sebelum dikirim ke Bambu Apus Jakarta, dituliskan bahwa sejak berusia 2 bulan, ayahnya kerap mencampurkan narkoba jenis sabu ke dalam susu yang dikonsumsi B.

"Jadi sejak bayi umur dua bulan sudah dicekoki sabu-sabu, dicampur susunya dengan sabu sabu, alasannya supaya tidak rewel. Itu membuat pola pikir anak terganggu, B kan anaknya tidak memiliki rasa sakit dan tidak ada rasa takut, tidak ada yang dia takuti, ironi sekali memang," katanya.

Tak hanya itu. Ia juga mencuri uang pembinanya dan digunakan untuk membeli rokok lalu dibagik-bagikan ke teman-temannya.

Tak sampai 6 bulan sepertu proses rehabilitasi pada umumnya. Pihak Bambu Apus memulangkan B ke Nunukan dengan alasan tak sanggup membina B yang dikatakan memiliki kenalakan di luar nalar.

"Di Bambu Apus dia malah mencuri sepeda orang, uang pembinanya dia curi dan dia belikan rokok dan dibagi-bagi ke teman teman di sana dan banyak kenakalan lain. Anak-anak nakal yang tadinya sudah mau sembuh di sana kembali berulah dengan adanya B, itulah kemudian dipulangkan,’’ujar Yaksi.

Keputusan tersebut diambil karena hamori setiap minggu selalu ada laporan masyarakat yang kehilangan karena ulah B.

Selain itu tidak mungkin polisi menahan anak usia 8 tahun.

"Kita pakai nurani ya, apa yang bisa kita lakukan terhadap anak berusia 8 tahun? Ini fenomena yang butuh solusi bersama, ini bisa dikatakan simalakama karena tidak mungkin kita menahan anak 8 tahun."

"Tapi kalau kita lepaskan dia paling lama dua hari kemudian ada lagi laporan pencurian masuk dan dia pelakunya," ujar Kapolsek Nunukan Iptu Randya Shaktika, Kamis (19/11/2020).

Lingkungan sekitar tempat tinggalnya diduga kuat membuat anak sekecil B begitu mudah mendapat barang haram tersebut.

"Dia mencuri itu bukan untuk membeli barang mahal, kalau bukan buat rokok atau narkoba, dia bagikan ke teman temannya, begitu saja," jelasnya.

Karena itu pada tahun 2021, pihaknya akan mengirimkan B ke panti rehabilitasi obat-obatan. Saat ini Dinsos Nunukan sudah berkoordinasi dengan pihak Provinsi Kalimantan Utara.

Namun Kabupaten Nunukan memiliki sejumlah kendala jika dihadapkan pada kasus seperti B.

Kendala pertama adalah kemampuan anggaran. Dinsos Nunukan tidak memiliki anggaran rehabilitasi, dan kendala kedua adalah nihilnya tenaga psikolog sehingga tidak pernah ada upaya konseling atau pendampingan yang dilakukan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis : Ellyvon Pranita, Ahmad Zulfiqor | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/25/09090061/5-fakta-bocah-8-tahun-kleptomania-di-nunukan-dicekoki-susu-campur-sabu

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke