Salin Artikel

Lava Sisa Letusan Merapi Tahun 1954 Runtuh, Warga Diminta Tetap Tenang

Menurut informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), guguran lava itu merupakan sisa letusan pada 1954.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, guguran lava sisa letusan itu terpantau dari CCTV pengamatan Gunung Merapi di Desa Deles, Klaten, Jawa Tengah.

Peristiwa itu ikut terekam seismograf dengan amplitudo 75 milimeter dan durasi 82 detik.

"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," ujar Hanik melalui keterangan tertulis, Senin (23/11/2020).

Lanjut dia, pada periode pengamatan 22 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 50 gempa guguran, 81 kali gempa embusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan satu kali gempa tektonik jauh.

Sebagai informasi, Gunung Merapi status meningkat ke siaga (level III) pada 5 November 2020.

Sebelumnya, gunung di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu berstatus waspada sejak 21 Mei 2018.


Status itu diubah setelah ada peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Merapi dalam beberapa pekan sebelumnya.

Peningkatan status ini berdampak dengan meluasnya daerah bahaya erupsi Merapi.

Jika sebelumnya daerah bahaya berada dalam radius 3 kilometer dari kawah, berubah jadi 5 kilometer.

Akibatnya, sejumlah warga di daerah bahaya yang dianggap kelompok rentan diungsikan.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/23/16550051/lava-sisa-letusan-merapi-tahun-1954-runtuh-warga-diminta-tetap-tenang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke