Paket bantuan tersebut berbentuk tas berwarna putih, dan bertuliskan "Bantuan Dana Siap Pakai BNPB".
Dalam foto yang beredar, paket bantuan itu terkumpul di sebuah bak truk.
Foto lainnya yang beredar juga memperlihatkan bantuan dipegang oleh sejumlah pria yang menggunakan atribut pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman.
Pria di foto juga mengacungkan dua jari tanda nomor urut pasangan Machfud Arifin - Mujiaman.
Kompas.com sempat menghubungi Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati untuk mengonfirmasi bantuan paket tersebut.
Raditya mengaku belum mendapatkan laporan soal foto paket bantuan yang dimaksud.
"Nanti akan saya cek," katanya.
Namun, menurut Raditya, setiap bantuan selalu melalui BPBD Jawa Timur.
"Atau lebih baik langsung saja ke BPBD Jawa Timur biar informasinya satu pintu," jelasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto dikonfirmasi mengaku sudah sebulan lalu menerima informasi tersebut.
"Saya sempat konfirmasi langsung ke BNPB dan jawabnya tidak ada bantuan paket seperti yang ada dalam gambar," jelasnya, Kamis (19/11/2020).
Pihaknya juga memastikan bahwa BPBD Jawa Timur tidak mengeluarkan atau menyebar paket bantuan apa pun di Surabaya.
"Yang pasti kami tìdak ada agenda menyebar bantuan bentuk apa pun di Surabaya," terang Gatot.
Investigasi Bawaslu
Soal menyebarnya foto tersebut, Bawaslu Surabaya mengaku sudah bergerak untuk melakukan investigasi.
"Hari ini tadi sudah ada laporan dari warga tentang beredarnya foto tersebut," kata Ketua Bawaslu Surabaya Muhammad Agil Akbar saat dikonfirmasi.
Tim Bawaslu Surabaya sedang menganalisis, mengumpulkan bukti, dan memeriksa saksi.
"Akan ada konsekuensi sanksi jika terbukti digerakkan oleh pasangan calon tertentu," jelasnya.
Imam Syafii, Direktur Media dan Komunikasi Tim Pemenangan Machfud-Mujiaman, dikonfirmasi terpisah menyebut tudingan pembagian bantuan oleh pasangan nomor urut 2 tidak masuk akal.
"Ini tudingan yang tidak masuk akal, yang punya akses ke pemerintah kan pasangan nomor urut 1, mereka kan partai pemerintah, kenapa jadi kita yang dituduh," katanya.
Dia lantas mengajak pesaingnya untuk bertarung secara sehat tanpa melakukan intrik.
"Masyarakat Surabaya sudah cerdas kok, tidak perlu cara-cara seperti itu," ujarnya.
https://regional.kompas.com/read/2020/11/19/21244911/beredar-foto-paket-bantuan-berlogo-bnpb-untuk-kampanye-pilkada-surabaya-ini