Salin Artikel

Kisah Bidan Siti Bantu Wanita Melahirkan di Emperan Toko, Tidak Ada Peralatan Medis dan Berlangsung Dramatis

KOMPAS.com - Siti Romlah (33), warga Pesapen Barat, Surabaya, Jawa Timur, tak menyangka proses persalinannya bakal berlangsung dramatis.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (12/11/2020) sekitar pukul 12.30 di emperan toko sekitar Pasar Pabean, Surabaya.

Saat kejadian itu, ia awalnya diantar suaminya Muh Sodiq menuju rumah sakit.

Namun belum sampai di rumah sakit, janinnya lebih dulu keluar.

Di lokasi kejadian itu, ia melihat bayinya sudah keluar secara sungsang.

Karena tidak kuat menahan sakit, ia dan suaminya akhirnya memutuskan berhenti di depan toko dan berteriak minta tolong.

Meski demikian, tidak ada orang yang berani mendekat untuk membantu.

Beruntung saat kejadian itu, ada Siti Indriyani, seorang bidan honorer yang bekerja di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Armada II Surabaya, Jawa Timur, sedang berbelanja di dalam pasar.

Mendengar teriakan itu, Siti Indriyani kemudian bergegas menghampiri wanita yang hendak melahirkan tersebut untuk membantunya.

Karena saat itu kaki bayinya sudah keluar terlebih dahulu atau sungsang, akhirnya dengan kemampuan yang dimiliki ia harus mengambil keputusan cepat saat itu juga.

"Saya melihat satu kaki keluar. Sungsang. Tetap persalinan harus dilakukan," ucap Bidan Indriyani, Jumat (13/11/2020).

"Saya terus bantu sang ibu dengan atur napas dan gerakan khusus. Ternyata ada lilitan tali pusar pada leher bayi, astagfirullah," sebut Indriyani.

Setelah berlangsung selama 25 menit, akhirnya upaya yang dilakukan tidak sia-sia. Bayi tersebut berhasil dilahirkan dan ibunya juga selamat.

Namun demikian, setelah bayi laki-laki itu keluar diketahui sempat tidak menangis.

"Alhamdulillah bayi bisa keluar dan saya selamatkan. Saya lihat sang ibu juga sadar. Tapi, lagi-lagi, bayi laki-laki keluar tidak ada tangis," kata Indriyani.

Mengetahui hal itu, dengan tenang dan secara cekatan ia meminta jarik seadanya dari pedagang lalu melilitkannya kepada tubuh bayi dan menepuk punggung bayi secara berulang-ulang.

Sesaat kemudian, tangis bayi pun pecah dan ia mengaku sangat bersyukur.

"Alhamdulilah, tangis bayi pun pecah dan kami sangat bersyukur. Bondo nekat pokoke, (modal nekat pokonya). Jarik pun saya minta ibu yang biasa panggul barang di Pasar Pabean," kata Indriyani, dengan mata berkaca-kaca.

Lantaran tidak ada peralatan medis yang memadai untuk memotong tali pusar, setelah bayi tersebut keluar dengan selamat ia lalu membawa ibu dan bayi itu ke rumah sakit.

"Karena ada tali pusar yang melilit dan tidak ada pisau yang steril secara medis, saya tidak berani beresiko kalau pinjam pisau dapur. Akhirnya kami temani naik Tossa ke RS," kata Indriyani.

Atas pertolongan itu, Siti Romlah mengaku bersyukur dan mengucapkan terima kasih. Apalagi putra yang dilahirkannya berhasil selamat.

"Terima kasih saya ditolong," ucap dia.

Editor : Robertus Belarminus

https://regional.kompas.com/read/2020/11/14/11410891/kisah-bidan-siti-bantu-wanita-melahirkan-di-emperan-toko-tidak-ada-peralatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke