Salin Artikel

Debit Air Kecil, Warga Dusun di Probolinggo Andalkan Air Hujan untuk Minum, Ini Faktanya

Menurut Camat Supaura, Rahmad Widiharto, selama 24 tahun, warga di di Dusun Gedong memanfaatkan air dari sumber air di Desa Wonkerso, Kecamatan Sumber.

Air dialirkan ke tandon air bersih yang dibuat Program ABRI Masuk Desa pada tahun 1996 lalu. Dari tandon tersebut kemudian air disalurkan ke 119 kepala keluarga di dusun tersebut.

Namun ternyata beberapa bulan yang lalu, 14 kepala keluarga (KK) Desa Wonorekso juga kekurangan air.

Mereka kemudian mengambil air dari sumber air yang sama dengan warga Dusun Gedong, Desa Sariwani.

Menurut Rahmad, 14 KK tersebut tak memberi tahu warga Dusun Gedong saat mengambil air di sumber. Mereka langsung menyedot air dan dimasukkan ke dalam bak.

“Pada waktu mengambil air untuk 14 KK itu, tidak konfirmasi ke kita, karena mungkin merasa berhak karena lokasi sumber air memang di sana. Air diambil secara manual, disedot dan dimasukkan ke dalam bak."

"Karena Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber lebih tinggi dari lokasi sumber air, sehingga dibantu mesin pendorong,” ujar Rahmad.

Namun Rahmad menegaskan kekurangan air di Dusun Gedong bukan hanya karena penyedotan air oleh 14 KK.

Namun karena hampir semua warga di desa memanfaatkan sumber mata air dari pegunungan tersebut. Hal tersebut mengakibat debit air kecil.

Bahkan kekurangan air juga dirasakan oleh warga di Desa Sukapura tempat Kantor Camat Sukapura berada.

Sehingga saat hujan turun, warga kemudian menampung air hujan di tandon.

“Bahkan, di Desa Sukapura, yang juga berdiri kantor Kecamatan Sukapura, sudah mulai kesusahan air, karena belum masuknya air ke dalam tanah masuk ke dalam sumber."

"Air melimpah dari tandon sebelumnya itu memang karena air hujan, sehingga air hujan ditadah untuk diminum,” ujar Rahmad.

Dari hasi penelusuran, ditemukan salah satu tandon yang airnya melimpah di sebuah desa yang juga mengambil dari sumber mata air.

Karena itu pihak pemerintah desa akan segera menangani kebutuhan air bersih tersebut.

“Empat bulan itu mulai turunnya debit air dari sumber. Pihak desa sanggup memediasi untuk menangani masalah itu. Memediasi Kecamatan Sumber dan Kecamatan Sukapura,” kata Rahmad.

Untuk mengantisipasi kekurangan air, menurut Rahmat, pada Senin (9/11/2020) Tagana sudah mengirimkan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke warga Dusun Gedong.

Sebelumnya sempat viral sebuah video yang merekam warga Dusun Gedong bernama Suhur yang mengaku dirinya dan sejumlah warga kekurangan air bersih. Mereka kemudian memafaatkan air hujan termasuk untuk minum.

“Warga selama ini mengandalkan air tendon. Dimatikan tiga hari tandonnya. Di tandon ini, airnya ditahan dulu. Waktu dibuka pipa tandonnya, keluarnya kecil. Kalau kekurangan air minum, saya pakai air hujan lalu dimasak,” kata Suhur di video viral tersebut.

Video tersebut viral dan cepat menyebar melalui WhatsApp.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/12/12050061/debit-air-kecil-warga-dusun-di-probolinggo-andalkan-air-hujan-untuk-minum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke