Salin Artikel

Kisah Ermelinda Berjuang Melawan Hepatitis B, Perut Membesar, Hanya Andalkan Pengobatan Tradisional

Perutnya bengkak dan terus membesar. Ermelinda selalu mengeluh sakit di rusuk kanan, pinggang, dan di area perut.

"Menstruasinya juga tidak lancar," ujar ibundanya, Edilta Jenaut (60) saat dihubungi Kompas.com , Selasa, (10/10/2020).

Sakit Ermelinda kian parah ketika perutnya mulai bengkak dan terus membesar sejak Agustus. Saat itu, Ermelinda juga mulai mengeluh sakit di ulu hati.

Jenaut tidak bisa berbuat banyak ketika melihat kondisi anaknya yang demikian.

"Mau bawa ke rumah sakit belum ada uang," katanya.

Satu-satunya langkah yang diambil yakni pengobatan tradisional.

Sekitar sembilan bulan Ermelinda menjalani pengobatan tradisional di kampungnya. Namun, tidak ada tanda-tanda kesembuhan.

Berbekal uang Rp 1 juta hasil penjualan kemiri, Jenaut memutuskan untuk membawa anaknya ke Klinik Pratama St Clara di Peot di Kelurahan Satar Peot, Borong, Kecamatan Borong pada Minggu (8/11/2020).

Dokter di klinik tersebut menyebut Ermelinda menderita hepatitis B dan hemoglobin rendah.

Dokter menyarankan agar Ermelinda dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ben Mboi Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Kesulitan Dana

Ambrosius Adir, keluarga yang mendampingi Ermelinda di klinik St Klara mengatakan, pihaknya sangat mau Ermelinda dirujuk ke RSUD Ben Mboi Ruteng. Namun, saat ini keluarga masih kesulitan biaya.

"Kami sedang berupaya mengurus BPJS. Kalau BPJS sudah keluar, keluarga masih kesulitan biaya makan minum jika nanti dirujuk ke RSUD Ruteng," katanya.

Rosis berharap kepada siapa saja yang peduli agar membantu meringankan beban yang diderita Ermelinda.

"Saudari Ermelinda ini anak yatim, ayahnya meninggal dua tahun lalu. Selama ini ia hanya dirawat ibunya. Semoga ada yang mau peduli dengan saudari Ermelinda," ucapnya.

Menurut Rosis, hari ini Ermelinda akan keluar dari Klinik St Clara dan mestinya harus ke RSUD Ruteng.

Namun, karena keterbatasan biaya, pihak keluarga berencana memulangkan Ermelinda ke kampungnya sambil menunggu BPJS selesai.

"Tadi kami sudah berupaya untuk BPJS, dan Pak Sekda (Sekretaris Daerah) Manggarai Timur bilang, beliau sudah kontak kepala dinas sosial dan kepala BPJS agar BPJS saudari Ermelinda dibiayai pemda," tuturnya.

Anggota DPRD Matim, Tarsan Talus mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan pemerintah untuk menolong Ermelinda menggunakan dana bansos.

"Saya sudah ke Kabag Kesra tadi, sekarang tinggal keluarga melengkapi dokumen kependudukan, dan surat keterangan tidak mampu dari desa. Kemudian, proposal taksir biaya pengobatan. Itu semua dibawa ke bagian Kesra," kata Talus.

Sekda Kabupaten Manggarai Timur, Bonifasius Hasudungan saat dihubungi mengatakan, setelah diperiksa, Ermelinda ternyata sudah tercatat sebagai anggota BPJS Kesehatan yang dibayar dari pusat.

Keluarganya bisa mengambil kartu di kantor BPJS Borong.

"Kemarin saya sudah informasi ke dinas sosial dan BPJS agar bisa membantu penderita ini. Alhasil, pagi ini pihak BPJS Borong menginformasi bahwa Ermelinda Insana sudah memiliki kartu BPJS yang dibayar dari pusat. Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur terus memperhatikan rakyat Manggarai Timur," jelasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2020/11/10/12204731/kisah-ermelinda-berjuang-melawan-hepatitis-b-perut-membesar-hanya-andalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke