Salin Artikel

Siswi SMP: Saya Menikah karena Mau Hidup Lebih Baik

KOMPAS.com - Himpitan kondisi ekonomi membuat EB (15), warga Kecamatan Batukelang Utara, Lombok Tengah, NTB memutuskan untuk menikah.

Siswi SMP tersebut melangsungkan pernikahannya dengan seorang remaja berinisial UD (17) pada 10 Oktober 2020 lalu .

Ia menerima lamaran dari UD karena ingin kondisi hidupnya menjadi lebih baik.

"Saya menikah karena mau hidup saya lebih baik," katanya, Selasa (26/10/2020).

EB mengaku, sejak tinggal berdua dengan sang nenek hidupnya serba kekurangan.

Sedangkan orangtuanya diketahui sudah bercerai. Sang ibu sudah hidup dengan keluarga barunya dan sang ayah menjadi TKI di Malaysia.

"Saya bingung mau ngapain lagi, tidak sekolah sudah empat bulan, saya tidak punya handphone, tak bisa ikuti belajar daring. Ketika UD datang bersama keluarganya meminta saya ke nenek, saya mau diajak menikah," ungkapnya.

Meski usianya masih belia dan suaminya juga remaja, namun ia percaya dapat menjalani bahtera rumah tangga secara baik.

Apalagi, suaminya yang sudah putus sekolah itu dianggap cukup gigih dalam bekerja dan telah menjadi tulang punggung keluarganya.

Karena memutuskan untuk menikahi EB yang masih duduk di bangsu SMP, pihak sekolah akhirnya memberikan sanksi denda kepada mempelai laki-laki sebesar Rp 2 juta.

Sanksi denda tersebut merupakan upaya yang dilakukan pihak sekolah dan sudah diberlakukan sejak lama untuk menekan pernikahan anak usia dini.

"Ya, denda itu diberlakukan sekolah, sebesar Rp 2 juta rupiah, karena si gadis masih sekolah. Bagi kami, itu dilakukan sekolah untuk antisipasi agar pernikahan di usia sekolah urung dilakukan," kata Kepala Dusun Kumbak Dalem, Desa Setiling, Lombok Tengah, Abdul Hanan, Minggu (25/10/2020).

Selain denda dari sekolah, mempelai laki-laki juga harus membayar uang denda kepada kakak kandungnya sebesar Rp 500.000 karena mendahulinya menikah.

"Ini aturan adat, dan besarnya disepakati sesuai permintaan kakak kandungnya," kata Hanan.

Hanan sendiri sebenarnya juga mengaku prihatin dengan keputusan yang dilakukan kedua remaja tersebut.

Namun demikian, karena sudah menjadi kemauan mereka berdua ia tidak bisa berbuat banyak. Karena masih usia dini, pernikahan yang dilakukan itu juga tidak melibatkan KUA.

Sementara itu, pihak sekolah EB saat dikonfirmasi membenarkan terkait sanksi denda tersebut.

"Denda itu sudah lama berlaku dan merupakan kesepakatan siswa, saya tidak bisa merinci besarannya, karena disesuaikan dengan kemampuan pihak keluarga, itu merupakan kesepakatan komite sekolah," kata kepala sekolah EB.

Penulis : Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati | Editor : Robertus Belarminus

https://regional.kompas.com/read/2020/10/27/18312351/siswi-smp-saya-menikah-karena-mau-hidup-lebih-baik

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke