Salin Artikel

Cellica-Aep Dituding Beri Uang ke 5 Pimpinan Ponpes, Tim Pemenangan Laporkan Ketua PCNU Karawang

Laporan itu telah tercatat di Polres Karawang dengan Nomor : STTLP/1236/X/2020/JABAR/RES KRW

"Benar, hari ini koalisi partai pengusung Paslon nomor 2 melaporkan seseorang yang bernama ARH yang diduga telah melakukan tindak pidana pencemaran nama baik dan juga ada unsur berita bohong," ujar Kuasa Hukum Koalisi Partai Pengusuh Cellica-Aep, Dul Jalil, di Mapolres Karawang, Rabu (21/10/2020).

Laporan pencemaran nama baik dan berita bohong

Dul Jalil mengatakan, sejauh ini pihaknya menerima permintaan maaf dari terlapor, baik secara langsung maupun tertulis.

"Kami sama sekali tidak melaporkan unsur kampanye hitamnya. Tadi sudah disampaikan kepada penyidik yang kami laporkan adalah unsur pidana pencemaran nama baik dan penyebaran berita bohong," kata Dul Jalil.

Dijelaskan, terlapor diduga telah melakukan tindak pidana pencemaran nama baik seperti diatur dalam Pasal 311 KUHP dengan junto UU ITE pasal 27 ayat 3.

Sementara dalam perbuatan penyebaran berita bohong, terlapor diduga melanggar Undang-undang Nomor 1 tahun 46 tentang peraturan hukum pidana.

"Dalam ini kami ajukan 2 delik sekaligus. Sementara alat bukti yang kami bawa hari ini adalah beberapa link berita dan print out dari berita tentang perbuatan terlapor," kata Dul Jalil.

Dijelaskan juga, untuk memperkuat laporan tersebut, pihaknya menyiapkan dua saksi. Namun ia menyebut saksi bisa bertambah.


Duduk perkara: tuding Cellica-Aep beri uang Rp 250 juta-Rp 300 juta ke 5 pimpinan ponpes di Karawang

Sebelumnya, beredar narasi tudingan lima pimpinan pondok pesantren di Karawang menerima sejumlah uang dari pasangan calon Cellica-Aep di grup whastapp.

Pernyataan itu disampaikan Ketua PCNU Karawang Ahmad Ruhyat Hasby. Pria yang karib disapa Uyan itu menyebut ada lima Kiai NU yang diberi uang senilai Rp 250 juta hingga Rp 300 juta. 

"Semua pesantren NU yang rata-rata tidak aktif disambangi mereka, dengan memberikan bantuan Rp 250 juta hingga Rp 300 juta," kata Uyan dalam pesan WhatsApp yang beredar, Jumat (17/10/2020). 

Lima kiai NU yang dituding mendapat uang dari Cellica-Aep adalah Kiai Ujang Badruddin dari Ponpes Nurusalam di Medang Asem, Kiai Wawan Jarakah pengasuh Ponpes Baitul Burhan di Tempuran, Kiai Tatang Syihabuddin pengasuh Ponpes Annihayah di Rawamerta, Kiai Abdul Goni Maruf pengasuh Ponpes Alhidayah, Rawamerta dan Kiai Agus dari Ponpes Sabilul Khair, Manggung Jaya Cikul.

Uyan menyebut kelima Kiai itu adalah golongan NU kultural. Pasangan ini dinilai mencoba mencari dukungan dari para Kiai NU kultural tersebut. Sebab, lanjut Uyan, Cellica-Aep dinilai tak bisa mencari dukungan dari NU struktural. 

"Membaca politik licik ala Cellica dan PKS harus menjadi pemicu semangat bagi kita untuk terus bergerak mencari dukungan sebanyak mungkin. Ketika mereka sudah tidak masuk melalui NU struktural, mereka sekarang gencar masuk ke NU kultural dengan masif. Semua pesantren NU yang rata-rata tidak aktif disambangi mereka," tulis Uyan lagi.

Uyan berpendapat, untuk membendung siasat politik Cellica-Aep, ia menginstruksikan seluruh pengurus PCNU Karawang, Badan Otonom, hingga pengurus kecamatan untuk mendukung kader terbaik NU, Ahmad Zamakhsyari atau Jimmy sebagai calon Bupati Karawang. 

Jimmy sendiri merupakan adik kandung Uyan yang menjabat sebagai wakil Bupati Karawang sejak 2015 berpasangan dengan Cellica. Di Pilkada Karawang 2020 ini, Jimmy berpasangan dengan Yusni Rinzani serta diusung Partai Gerindra, PKB dan Hanura. 

Tanggapan para pimpinan ponpes

Menanggapi tudingan itu, lima kiai NU meminta Uyan untuk meminta maaf secara terbuka di media massa. Mereka merada difitnah.

"Kiai Uyan kami nilai telah mencemarkan nama baik pesantren dan NU. Kami tidak pernah menerima uang dari pasangan calon manapun," kata Ahmad Tatang Syihabuddin, Kepala Pondok Pesantren Annihayah, Rawamerta, Karawang saat dikonfirmasi via telepon, Sabtu (17/10/2020).

Menurut Tatang, pada musim pilkada tak aneh jika calon yang datang untuk sowan ke kiai dan pesantren NU. Pihaknya pun mempersilakan semua paslon untuk datang lantaran dianggap sesepuh yang bisa mendoakan dan memberi masukan.

"Itu saja. Tidak ada janji-janji politik apalagi dibayar," kata Tatang. 


Tatang mengaku telah bertemu para Kiai NU lain yang dituding menerima uang dari Cellica-Aep. Saat itu kelimanya sepakat membuat surat terbuka yang meminta Uyan mengklarifikasi pernyataannya.

"Kami juga meminta masyarakat tak percaya terhadap tudingan itu. Kami juga meminta masyarakat menjaga persatuan," ujar Tatang. 

Salah satu tim pemenangan Cellica-Aep, Dian Fahrud Jaman membantah membantah memberikan ke lima kiai pimpinan pondok pesantren di Karawang. "Pasangan Cellica-Aep tidak pernah memberi uang kepada lima kiai apalagi dengan tujuan meminta suara," ujarnya.

Sampaikan permohonan maaf

Sementara itu, Uyan mengaku telah menyampaikan permohonan maaf. Ia mengaku telah mendatangi Kiai Tatang Syihabuddin, Pimpinan Pondok Pesantren Annihayah, Rawamerta pada pukul 06.30 WIB. Dalam pertemuan itu, kata Uyan, Kiai Tatang berharap hal serupa tak terulang.

”Saya sampaikan permohonan maaf dari hati yang paling dalam atas kekhilafan saya menyebut beliau menerima bantuan Rp 250 juta dari Paslon nomor dua (Cellica-Aep), yang saya posting di WAG MWC NU Karawang yang bocor ke publik," ucap Uyan saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Uyan menebut hal tersebut murni kesalahan pribadi, tak ada kaitan dengan PCNU Karawang, organisasi yang ia pimpin.

“Beliau (Kiai Tatang Syihabuddin), alhamdulillah sudah menerima permintaan maaf saya walaupun tidak bersedia diambil gambar,” ungkapnya.

Dalam waktu dekat, Uyan mengaku akan mendatangi empat kiai lainnya, yang ia sebut menerima sejumlah uang. "Saya akan memohon maaf atas kekhilafan saya. Sekali lagi saya mohon maaf," ungkapnya.

Uyan dan kelima kiai yang dituding menerima uang tersebut diketahui telah bertemu dan sepakat islah.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/22/08015761/cellica-aep-dituding-beri-uang-ke-5-pimpinan-ponpes-tim-pemenangan-laporkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke