Salin Artikel

PT Inka Luncurkan Bus Listrik Bertenaga Baterai, Mampu Tempuh Jarak 200 Km

MADIUN, KOMPAS.com - PT Industri Kereta Api (Inka) meluncurkan bus listrik bertenaga baterai berjuluk E-Inobus (electric innovation bus) yang mampu berakselerasi dengan kecepatan 90 km per jam dengan jarak tempuh 200 kilometer.

“E-Inobus ini merupakan produk kerja sama PT Inka dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drive train dan baterai bus. Inka juga bekerja sama dengan Piala Mas dari Malang sebagai mitra pembuatan bodi bus listrik,” ujar Direktur Utama PT Inka, Budi Noviantoro, di sela-sela uji prototipe bus tersebut di ruas jalan Madiun-Nganjuk, Senin (19/10/2020) siang.

Menurut Budi, bus listrik besutan Inka cocok digunakan untuk angkutan massal di kota-kota besar yang menerapkan smart city.

Sebab, selain ramah lingkungan, bus listrik bertenaga baterai tidak menimbulkan gas buang yang membuat polusi udara.

Budi menuturkan, keunggulan bus kota listrik dengan panjang 8,1 meter dan lebar 2 meteran buatan Inka di antaranya waktu yang diperlukan dalam pengisian daya sampai penuh diperlukan waktu 3-4 jam.

Tingkat kebisingan pada bus listrik yang mampu mengangkut 16 penumpang itu jauh lebih baik (rata–rata sebesar 71 dB) jika dibandingkan dengan bus diesel (rata–rata sebesar 85 dB).

"Kecepatan maksimal bus ini 90 km per jam. Sementara jarak tempuh sekali charging hingga 200 km," ungkap Budi.

Budi mengeklaim, bahan bakar bus listrik 58 persen lebih efisien dibanding bus diesel.

Hal itu dibuktikan pemakaian listrik E-Inobus dari hasil uji lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 km.

Didapatkan pemakaian rata–rata 1,4 km per kwh. Maka, untuk biaya operasional per kilometer = 0,71 x Rp 1.650 per kwh = Rp 1.171 per km.

Sementara itu, pemakaian bus diesel dapat menempuh jarak 3 km per liter.


Dengan harga solar per liter Rp 9.300 per liter, maka didapatkan biaya operasional per kilometer = 0,3 x Rp 9.300 per liter = Rp 2.790 per km.

Tak hanya itu, pemeliharaannya diklaim lebih efisien bus listrik sebesar 49 persen.

"Perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia. Uji cobanya kedua bus itu dijalankan sejauh 250 km per hari," kata Budi.

Hasil perbandingan biaya pemeliharaan, kata Budi, bus diesel menelan biaya pemeliharaan 396 euro (Rp 6,7 juta) dan bus listrik = 201 euro (Rp 3,4 juta).

Sebelum dijual ke pasaran, PT Inka melakukan pengujian prototipe bus listrik ukuran medium di ruas jalan Madiun-Nganjuk.

Pengujian dilakukan untuk menguji performa bus listrik sebelum dilakukan produk massal.

Sebelum uji performa di jalan raya, bus listrik sudah uji landasan di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Cibitung, Jawa Barat, pertengahan Agustus 2020.

"Hasilnya, bus listrik pertama buatan perusahaan milik negara itu dinyatakan lulus uji dengan mendapatkan sertifikat uji tipe (SUT) kendaraan bermotor," kata Budi.

Dalam waktu dekat PT Inka (Persero) berencana memasarkan produk bus listrik E-Inobus untuk area dalam negeri, seperti PT Transjakarta.

Selain pemasaran dilakukan untuk area luar negeri seperti Democratic Republik of the Congo (DRC) yang juga tertarik dan telah mencoba produk ini minggu lalu.

“Berdasarkan kontrak kerja sama, Kongo sudah memesan 300 unit bus listrik dari PT Inka,” ujar Budi.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/19/15472951/pt-inka-luncurkan-bus-listrik-bertenaga-baterai-mampu-tempuh-jarak-200-km

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke