Salin Artikel

Persentase Kasus Kematian Covid-19 NTB Tinggi, Nomor Dua Setelah Jawa Timur

MATARAM, KOMPAS.com - Persentase kasus kematian akibat Covid-19 di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tinggi, yaitu menduduki posisi kedua setelah Jawa Timur.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi mengatakan, persentase angka kematian di NTB yaitu 5,8 persen berada pada urutan kedua setelah provinsi Jawa Timur sebesar 7,3 persen.

"Artinya 5,8 persen pasien Covid-19 yang dirawat di NTB meninggal dunia. Total adalah 208 orang (meninggal)," terang dr Eka, seperti dikutip dalam video rilis, Rabu (14/10/2020).

Dari 208 pasien meninggal, 75  persen di antaranya adalah lansia. 70 persen dari lansia yang meninggal dunia adalah penderita penyakit komorbid atau memiliki penyakit bawaan.

Eka menuturkan, masih tingginya kasus kematian akibat Covid-19 di NTB salah satunya disebabkan karena pasien terlambat dibawa ke rumah sakit.

"Karena selama ini rata-rata pasien yang meninggal itu datang terlambat, dalam keadaan yang parah sehingga sulit bagi tenaga medis untuk menyelamatkan mereka," kata Eka.

Selama ini, kata Eka, alasan keluarga terlambat datang ke sarana kesehatan adalah takut tertular virus Covid-19 di sarana kesehatan.

Padahal, justru angka penularan di luar sarana kesehatan jauh lebih besar dari pada penularan di sarana kesehatan.

"Sekarang dengan kenyataan jumlah pasien yang tertular di luar sarana kesehatan empat kali lipat dibandingkan mereka yang tertular di sarana kesehatan, maka mari kita ubah cara berpikir kita. Batasi keluar rumah terutama untuk lansia dan mereka yang mempunyai penyakit komorbid," kata Eka.

Apabila ada gejala-gejala awal seperti demam, sakit tenggorokan, batuk dan pilek, segera berobat ke sarana kesehatan supaya tidak terlambat diobati.

Sebab, jika lebih awal datang berobat maka prospek kesembuhan akan lebih besar.


Eka mengatakan, selain angka kematian, angka kesembuhan pasien Covid-19 di NTB juga cukup tinggi yaitu 81,8 persen.

"Artinya kalau lebih awal kita menemukan pasien Covid-19 yang masih stabil, maka 81,8 persen akan sembuh," kata Eka.

Screening lansia

Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 NTB terus berupaya menekan tingginya angka kematian akibat Covid-19.

Yaitu dengan melakukan screening pada lansia dan pada mereka yang mempunyai penyakit komorbid melalui puskesmas dan rumah sakit.

Sama halnya dengan ibu hamil, para lansia dan penderita penyakit komorbid akan menjalani screening untuk melakukan deteksi dini.

Jika hasilnya menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan tes swab.

Apabila hasil swab menunjukkan positif, maka lansia atau orang yang berpenyakit komorbid akan dirawat di rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat.

"Jangan pikirkan 14 hari atau 10 hari isolasinya, tetapi kita pikirkan kita sudah terdeteksi lebih awal maka punya prospek sembuh 81,8 persen," kata Eka.

Screening pada lansia dan penderita penyakit komorbid ini terus digaungkan kepada masyarakat sebagai salah satu cara menurunkan angka kematian di NTB.

"Sehingga kami berharap angka kematian bisa ditekan dan kedudukan Provinsi NTB sebagai juara dua kasus kematian Covid bisa kami turunkan," tutup Eka.

Data Gugus Tugas Covid-19 hingga Rabu (14/10/2020) di NTB total sebanyak 3.608 terkonfirmasi positif Covid-19.

Dari jumlah tersebut, 208 pasien meninggal dunia, 2.953 sembuh dan 447 pasien masih isolasi.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/15/10594971/persentase-kasus-kematian-covid-19-ntb-tinggi-nomor-dua-setelah-jawa-timur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke