Salin Artikel

Geliat Tambak Udang Vaname di Bangka, Bertumbuh di Tengah Pandemi

Udang vaname yang bernama latin Litopenaeus vannamei diyakini berasal dari Panama, Amerika Latin.

Pengelola tambak udang vaname di daerah Pejem, Bangka, Awen mengatakan, permintaan pasar cenderung tumbuh sehingga pihaknya merespon dengan perluasan kolam.

Area tambak yang dulunya 40 kolam, kini ditingkatkan menjadi 68 kolam.

"Udang Vaname ini dikirim ke Amerika. Di sana orang barat ada aturan, bahan makanan mereka harus hasil budidaya. Ini demi menjaga lingkungan juga," kata Awen saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (12/10/2020).

Menurut Awen, dengan luasan kolam 2.000 meter persegi bisa dihasilkan 6 sampai 7 ton udang.

Udang ekspor merupakan udang kualitas terbaik yang telah melewati proses sortir.

Petambak biasanya menjual udang mereka pada perusahaan eksportir dengan harga berkisar Rp 80.000 hingga Rp 81.000 per kilogram.

"Kami juga sedang mempersiapkan cold storage dengan es batu untuk menampung hasil panen," ujar dia.

Terserap pasar dengan baik

Awen menuturkan, hingga saat ini hasil produksi udang terserap pasar dengan baik. Perusahaan eksportir pun selalu menampung hasil panen para petambak.

Harga jual yang terbilang tinggi, membuat udang Vaname menjadi pilihan para investor.

Selain kelompok usaha Awen, di kawasan yang sama investor lain juga sedang mempersiapkan kolam baru untuk tambak udang.

Investor tersebut sebelumnya membuka usaha smelter timah. Namun karena adanya penurunan usaha, mereka pun beralih ke budidaya Vaname.

"Ini usaha tidak main-main. Alat berat untuk pembangunan kami beli sendiri," ujar Tomi yang bertindak sebagai teknisi pengerjaan tambak.

Kini tambak udang vaname bertebaran di berbagai wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan badan usaha.


Permintaan energi listrik

Geliat tambak udang ini pun berbanding lurus dengan permintaan energi listrik PLN.

Rata-rata pengusaha tambak membutuhkan daya sebesar 147 hingga 500 kVa.

Listrik negara menjadi pilihan para investor karena dinilai lebih efisien dan terjamin pasokannya.

Pengadaan genset sendiri oleh perusahaan hanya sebagai cadangan jika seandainya jaringan PLN mengalami gangguan.

Penggunaan listrik memang vital karena sejak penebaran benih hingga masa panen, kincir tambak harus berputar 24 jam non stop.

Bagi PLN, usaha tambak masuk dalam layanan pelanggan prioritas.

Usaha tambak mampu menyerap produksi energi saat sektor jasa pariwisata seperti perhotelan banyak yang gulung tikar.

Penyelamat ekonomi daerah

Asisten Manager Komunikasi PLN Kepulauan Bangka Belitung Pandhu Kusumawardhana menyebutkan, tambak udang menjadi kelompok usaha yang menjadi salah satu penyelamat ekonomi daerah.

"Dengan ketersediaan daya saat ini, kami optimistis bisa mengawal pertumbuhan tambak udang tersebut," ujar Pandhu.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan, sektor usaha tambak udang Vaname menjadi harapan di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi.

Bahkan pemprov mendorong optimalisasi lahan bekas tambang untuk diubah menjadi tambak.

"Sebagian lahan yang terlanjur bekas tambang timah itu berada di hutan lindung. Kami sampaikan pada Kementerian LHK untuk legalisasinya," ujar Erzaldi.


Varietas unggul

Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 41/2001 tentang Pelepasan Varietas Udang Vaname Sebagai Varietas Unggul, bahwa udang vaname merupakan udang varietas unggulan yang mampu meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani ikan.

Udang vaname mempunyai keunggulan diantaranya dapat mencapai ukuran besar, dapat tumbuh secepat udang windu (3 g/minggu), dapat dibudidayakan pada kisaran salinitas yang lebar (0,5- 45 ppt/part per thousand), kebutuhan protein yang lebih rendah dan dapat ditebar dengan kepadatan tinggi hingga lebih dari 150 ekor per meter persegi.

Secara morfologi udang vaname memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar (eksoskeleton) secara periodik (moulting).

Bagian tubuh digunakan untuk makan, bergerak, membenamkan diri ke dalam lumpur (burrowing), menopang insang, dan organ sensor seperti antena dan antenula.

"Udang vaname memiliki tubuh yang dibalut kulit tipis keras dari bahan chitin berwarna putih kekuning-kuningan dengan kaki berwarna putih. Untuk ukuran tubuhnya sendiri bila dibandingkan dengan udang windu ataupun udang jrebug, udang vaname memiliki ukuran yang lebih kecil," sebagaimana dilansir Greeners.co.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/13/20445971/geliat-tambak-udang-vaname-di-bangka-bertumbuh-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke