Salin Artikel

"Semoga Kami Bisa Berkumpul Lagi dan Makamkan Kami dengan Satu Liang"

KOMPAS.com - Endro Gunawan (48), warga Perum Ngembal Asri, Desa Ngembal Kulon RT 05 RW 03, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ditemukan sekarat penuh luka di lantai rumahnya.

Adapun putrinya, IM (12), ditemukan dengan kondisi kritis di sofa dengan leher terjerat sarung.

Peristiwa naas tersebut terjadi pada Kamis (8/10/2020).

Kedua korban itu pertama kali diketahui istri Endro, Mulyati, yang saat itu baru tiba di rumah seusai bepergian.

Mengetahui hal itu, Mulyati sontak terkejut dan langsung mengevakuasi Endro dan IM ke rumah sakit agar segera mendapat pertolongan.

Endro berhasil diselamatkan seusai mendapat perawatan medis. Namun, IM mengalami nasib naas karena nyawanya tak berhasil tertolong.

Mendapat laporan itu, polisi langsung melakukan penyelidikan.

Hasil dari olah TKP yang dilakukan ditemukan secarik kertas bertuliskan, "Maafkan kami, semoga kami berkumpul lagi dan Makamkan kami menggunakan protokol kesehatan dengan satu liang".

Ayah alami depresi dan bunuh putrinya

Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma menyampaikan, kasus tersebut terjadi karena Endro diduga mengalami depresi merasa terjangkit corona.

Akibat kondisi itu, Endro menganiaya putrinya IM hingga tewas.


Setelah melakukan penganiayaan kepada IM dengan cara memukul dan menjerat lehernya menggunakan sarung, Endro kemudian berusaha melakukan upaya bunuh diri dengan menggunakan pisau.

"Pengakuan dari ayahnya begitu," kata Aditya saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Jumat (9/10/2020).

Meski demikian, saat ini polisi belum menetapkan Endro sebagai tersangka. Alasannya karena masih akan mendalami kondisi kejiwaan dari yang bersangkutan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Ngembal Kulon Kamal Agus Efendi mengatakan, Endro memang beberapa kali mengeluhkan terpapar corona.

Meski dari hasil rapid test non-reaktif, yang bersangkutan belum merasa puas dan malah mengajukan untuk melakukan swab mandiri.

Hanya saja, hasil dari swab test tersebut saat ini belum keluar.

Ia menduga, Endro melakukan aksi nekat itu karena depresi berkaitan dengan kondisi tersebut.

"Mungkin yang bersangkutan tidak sabar menunggu, dan takut menulari kepada anaknya," jelasnya.

Penulis : Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Khairina

https://regional.kompas.com/read/2020/10/10/14265621/semoga-kami-bisa-berkumpul-lagi-dan-makamkan-kami-dengan-satu-liang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke