Salin Artikel

Liputan Demo Tolak UU Cipta Kerja, 5 Wartawan di Samarinda Dianiaya

Mereka di antaranya, Yuda Almerio wartawan IDN Times, Samuel Gading wartawan Lensa Borneo.Id, Faishal Alwan Yasir wartawan Koran Kaltim, Mangir Anggoro Titiantoro wartawan Disway Kaltim dan Apriskian Tauda Parulian wartawan Kalimantan TV.

Awalnya, Yuda bersama Samuel berangkat ke Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, sekitar 22.00 Wita.

Keduanya ingin meliput 15 demonstran yang diamankan polisi.

Tiba di lokasi, keduanya ketemu Riski, sapaan Apriskian Tauda Parulian, dan Faishal.

“Sesaat kemudian polisi ribut dengan peserta aksi yang yang diamankan. Seorang polisi melakukan pemukulan,” ungkap Yuda kepada Kompas.com, Jumat (9/10/2020).

Karena insiden tersebut, lanjut Yuda, lima wartawan yang berada di lokasi spontan merekam video dan sebagian lain mengambil gambar.

Tiba-tiba saja rambut Samuel dijambak oleh seorang oknum polisi berpakaian bebas dan menggunakan masker.

“Saya bilang saya ini wartawan, tapi polisi jawab, kalau kamu wartawan memangnya kenapa,” tutur Samuel menirukan.

Mangir yang sedang merekam video diteriaki beberapa oknum polisi.

Oknum polisi lain, cerita Mangir, berbadan besar menggunakan jaket hitam-putih, menggunakan masker, mendekatinya dan menginjak kakinya.

“Saya bilang saya wartawan sambil tunjukan ID card, tapi tak dihiraukan. Kami diminta berhenti merekam peristiwa itu oleh polisi,” ungkap Mangir.


Yuda dan Riski mencoba meleraikan kejadian tersebut. Tak lama oknum polisi lain berteriak ke arah rekan wartawan.

“Kalian kalau bikin berita yang baik-baik. Dia tunjuk saya sambil tangannya menekan-nekan dada saya,” Yuda menambahkan.

Faishal juga mendapat perlakukan tidak mengenakan. Menurut Faishal dia didatangi seorang oknum polisi mempertanyakan identitasnya.

Kepada polisi, Faishal menunjukkan identitasnya sebagai wartawan.

Seteleh peristiwa itu, Kanit Jatanras meminta para jurnalis itu untuk bertemu sebelum pulang. Namun Yuda, Samuel, Riski dan Mangir memilih pulang.

Sementara Faishal tertinggal dan ditahan oleh seorang oknum, ketika hendak mengambil sepeda motornya.

“Saya diminta untuk menghubungi rekan-rekan yang wartawan yang diintimidasi tadi kembali ke Mapolresta. Karena tak kunjung datang, saya juga geser dari Mapolresta Samarinda,” tutur Faishal.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arief Budiman saat dikonfirmasi terpisah menyebut prinsipnya pihaknya tak punya niat memukul apalagi menginjak.

“Itu gelap ya (karena malam). Saya juga akan mencari tahu siapa anggota itu, mungkin disangkanya rekan-rekan dari wartawan ini salah satu dari biang yang membuat keributan itu,” ungkap dia.


Tim pengamanan demo ini, kata Arief, gabungan dari Polresta Samarinda dan Polda Kaltim.

“Tapi kalau dari laporan anggota mereka tidak ada yang melakukan pemukulan tapi kalau memang ada nanti tolong sampaikan ke saya,” terang dia.

“Terlepas itu kami sebagai manusia biasa, tentunya meminta maaf apabila ada tindakan kami yang di luar kemanusiaaan atau di luar garis tugas pokok kami,” sambung dia.

Dia juga berharap akibat kejadian tersebut hubungan antara insan pers dengan kepolisian menjadi renggang.

“Jika terbukti (melakukan tindakan represif) kami tindak secara tindakan disiplin,” sebut Arief.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/09/18181341/liputan-demo-tolak-uu-cipta-kerja-5-wartawan-di-samarinda-dianiaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke