Salin Artikel

Cerita Kampanye di Pilkada Mojokerto, Edukasi Protokol Kesehatan Jadi Materi Wajib

Pilkada Kabupaten Mojokerto 2020 diikuti tiga pasangan calon (paslon) kepala daerah. Di antaranya, paslon nomor urut 1 Ikfina Fahmawati-Muhammad Al Barra, paslon nomor urut 2 Yoko Priyono-Choirun Nisa, dan pasangan nomor urut 3 Pungkasiadi-Titik Masudah.

Ketiga paslon menggalang dukungan menggunakan berbagai metode, seperti tatap muka, media sosial, serta lewat alat peraga berupa masker dan hand sanitizer.

Kompas.com mengikuti aktivitas kampanye tatap muka tiga calon kepala daerah yang bertarung di Pilkada Mojokerto 2020 selama 11 hari pertama masa kampanye.

Calon kepala daerah yang diikuti adalah Muhammad Al Barra, Yoko Priyono, dan Titik Masudah.

Pantauan Kompas.com, ketiga calon kepala daerah itu melakukan kampanye tatap muka secara door to door atau menggelar pertemuan yang dihadiri peserta dengan jumlah terbatas.

Muhammad Al Barra

Kontestan dari nomor urut 1, Muhammad Al-Barra melakukan kampanye tatap muka di Desa Ngastemi, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto pada Selasa (6/10/2020).

Barra berkampanye di salah satu rumah warga yang dihadiri puluhan pendukung. Mereka duduk di ruang depan, teras, dan menyebar di halaman rumah.

Sebelum menyampaikan materi, pasangan dari Ikfina Fahmawati menjelaskan pentingnya penerapan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19.

Di hadapan warga yang menghadiri kampanye, calon wakil bupati Mojokerto itu menyampaikan, kampanye tak bisa dilakukan seperti pilkada sebelumnya.

"Kenapa ini saya sampaikan, sekarang situasinya masih pandemi. Kampanye kita berbeda dengan sebelum-sebelumnya karena ada batasan-batasan yang harus kita ikuti," ujar Barra.

Ditemui usai kampanye, Barra memastikan penerapan protokol kesehatan dilakukan saat kampanye.

"Sejak awal kami berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan. Jadi siapa pun yang terlibat dalam kegiatan kampanye kami, harus disiplin mengikuti protokol," kata Muhammad Al Barra kepada Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Yoko Priyono

Hal senada juga dilakukan Yoko Priyono selama kampanye. Ia memastikan para pendukung menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Menurut Yoko, Pilkada Serentak 2020 cukup istimewa karena harus dilakukan dengan cara berbeda.

"Karena apa, di situlah kita harus benar-benar menjaga masyarakat dan mengedukasi masyarakat agar pandemi Covid-19 bisa diatasi bersama," kata Yoko saat bertemu pendukungnya pada, Rabu (30/9/2020).

Sebelum menyapa pendukungnya, mantan Kepala Dinas UMKM Pemkab Mojokerto itu memastikan setiap orang yang hadir menerapkan protokol kesehatan.

"Alhamdulillah, saya bersyukur semua yang hadir mematuhi protokol kesehatan. Karena Covid-19 itu berbahaya, kita tidak pernah tahu penularannya," kata Yoko mengawali sambutan saat bertemu pendukungnya di wilayah Gedek, Kabupaten Mojokerto.

Untuk sarana kampanye dan upaya mematuhi protokol kesehatan, pasangan Yoko Priyono-Choirun Nisa menyediakan masker dan hand sanitizer selama masa kampanye.

Titik Masudah

Calon lainnya, Titik Masudah juga berkampanye dengan mendatangi rumah warga di Desa Talok, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto, pada Sabtu (3/10/2020).

Sembari mempromosikan diri dan nomor urutnya untuk dipilih saat pemungutan suara, Titik juga mengimbau calon pemilih untuk mengenakan masker saat bepergian ke tempat publik.

"Kalau bepergian, maskernya dipakai ya Bu," ujar adik Menteri Tenaga Kerja (Menaker) tersebut kepada salah satu warga Desa Talok.

Menurut Titik, memberi pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya mematuhi protokol kesehatan. Pesan itu wajib diberikan kepada para calon pemilih.

"(Pesan) itu selalu kami sampaikan. Harapan kami masyarakat bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan agar pandemi segera berlalu," kata Titik kepada Kompas.com.

Titik merupakan pasangan Pungkasiadi, calon bupati petahana di Pilkada Kabupaten Mojokerto.

Selain melakukan kampanye tatap muka dan daring, pasangan ini juga memanfaatkan masker dan hand sanitizer sebagai alat peraga kampanye.

Komitmen Jalankan Protokol

Setelah ditetapkan sebagai pasangan calon di Pilkada Mojokerto 2020, para kontestan meneken pakta integritas untuk mematuhi protokol kesehatan saat kampanye.

Pakta integritas itu memuat tiga poin untuk mematuhi protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

Pada poin pertama, para kontestan di Pilkada Kabupaten Mojokerto siap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19 pada setiap tahapan pilkada.

Kedua, seluruh pasangan calon kepala daerah mengutamakan kesehatan dan keselamatan para pihak dan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan seluruh tahapan.

Ketiga, mereka siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku jika melanggar peraturan mengenai protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Menurut Barra, tak ada aturan yang mewajibkan memberikan edukasi kepada warga tentang protokol kesehatan. Tetapi, calon kepala daerah telah berkomitmen.

"Jadi anjuran agar semua orang menjalankan protokol kesehatan selalu kami sampaikan, setiap pertemuan," kata Barra.

"Kami selaku kandidat, sedapat mungkin mengedukasi masyarakat untuk menjaga dan mematuhi protokol kesehatan," ujar Yoko.

Sementara Titik Masudah mengaku kesulian menghadapi masyaraka saat berkampanye tatap muka di lapangan. 

Masyarakat, kata dia, telah terbiasa berjabat tangan.

"Memang sulit dan serba salah ketika berhadapan dengan masyarakat yang terbiasa bersalaman. Tetapi kami tetap harus menyampaikan dan memperkenalkan cara bersalaman tanpa saling bersentuhan," ungkap Titik.

Pengawasan berjenjang

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Mojokerto belum menemukan pelanggaran serius terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Ketua Bawaslu Mojokerto Aris Fahrudin Asy'at mengatakan, terdapat sembilan kali kampanye yang tak mematuhi protokol kesehatan saat awal masa kampanye.

"Namun sudah diselesaikan di lapangan oleh jajaran pengawas, di mana dilakukan imbauan secara lisan," kata Fahrudin, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Menurutnya, pengawas dari Bawaslu lansung memberikan teguran ketika melihat indikasi pelanggaran protokol kesehatan. Sehingga, pelanggaran serius bisa dicegah.

Kepatuhan masyarakat dan kontestan pilkada saat kampanye tatap muka menjadi salah satu fokus Bawaslu.

Bawaslu, kata Fahrudin, melakukan pengawasan berjenjang agar setiap kontestan dan calon pemilih disiplin mematuhi protokol kesehatan.

"Setiap lokasi kampanye ada petugas dari Bawaslu yang mengawasi, minimal lima orang. Ada juga anggota polisi yang mengawasi, jadi ketika ada potensi pelanggaran protokol kesehatan, langsung kami ingatan," ujar Fahrudin.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/07/16573751/cerita-kampanye-di-pilkada-mojokerto-edukasi-protokol-kesehatan-jadi-materi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke