Salin Artikel

Penderita Covid-19 di Salatiga Berasal dari Penularan Luar Daerah

SALATIGA, KOMPAS.com - Penderita Covid-19 di Kota Salatiga berasal dari penularan di kota lain yang kemudian menjadi menyebar ke keluarga dan orang lain.

"Namun tidak perlu panik, yang sudah terlanjur sakit kita rawat supaya cepat sembuh, dan yang terdampak segera kita bantu. Masyarakat tak perlu khawatir, tetap waspada supaya tidak tertular," jelas Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat Silaturahmi Pengurus MUI dan Takmir Masjid se-Kota Salatiga yang berlangsung di Ruang Kaloka Pemkot Salatiga, Senin, (28/9/2020) dalam keterangan tertulis.

Menurut Yuliyanto, ketika sudah melindungi diri, maka yang perlu diwaspadai adalah orang lain.

"Oleh karena itu harus diberi pemahaman supaya saling melindungi dan tidak saling menularkan. Dari situ kemudian diterbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 17 Tahun 2020 yang bertujuan untuk melindungi seluruh warga Salatiga sekaligus menekan angka penularan Covid-19," paparnya.

Yuliyanto menilai masih banyak masyarakat yang beranggapan jika new normal artinya sudah aman.

"Padahal tidak demikian, melainkan harus beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.

Dia berharap agar pemuka agama menyosialisasi sekaligus menyamakan persepsi tentang pentingnya protokol kesehatan kepada masyarakat.

"Sebab tidak dipungkiri jika masih ditemukan beberapa masjid yang memberikan kelonggaran pada saat melaksanakan ibadah," ujarnya.

Dia khawatir hal ini akan menghambat upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Kota Salatiga.

"Silaturahmi MUI dengan takmir masjid ini saya harap bisa memutus mata rantai penularan, dan takmir masjid bisa berperan sebagai agen protokol kesehatan di lingkungan masjid masing-masing," tegas Yuliyanto.

Sementara itu, Sekretaris MUI Miftahudin selaku panitia kegiatan, memaparkan jumlah peserta yang diundang untuk mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 48 takmir masjid.

"Tujuannya untuk berbagi informasi tentang teknis pelaksanaan ibadah serta melakukukan kajian bersama dalam rangka mencari solusi komprehensif. Supaya juga ada kejelasan dari segi ilmu kesehatan, ilmu fiqih dan ilmu-ilmu lainnya dalam menerapkan protokol kesehatan, mengingat setiap takmir berbeda-beda dalam menerapkan protokol kesehatan, ada yg sangat ketat, sedang, longgar bahkan sangat longgar," terang Miftah.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/28/23441011/penderita-covid-19-di-salatiga-berasal-dari-penularan-luar-daerah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke