Salin Artikel

Selama Pandemi, Ekspor Jabar Masih Tertinggi Se-Indonesia

Meski sempat turun pada Maret hingga Mei 2020, jumlah ekspor Jabar naik mulai Juni lalu.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, saat ini Jabar menjadi daerah pengekspor tertinggi di Indonesia.

Ia menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen atau 16,79 miliar dollar Amerika Serikat terhadap ekspor nasional.

Jabar disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.

"Kenaikannya adalah 14,16 persen di bulan Agustus dibandingkan bulan Juli. Jadi per bulan naik pelan-pelan. Nanti kita lihat September, seharusnya ada di kisaran 40 persen," ucap Emil dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (28/9/2020).

Menurut data BPS, ekspor Jabar pada Juli 2020 membukukan 2,21 miliar dollar AS atau naik 12,48 persen dari Juni.

Emil menambahkan, pemulihan ekonomi di negara tujuan turut membuat pertumbuhan ekspor Jabar terus meningkat.

“Jadi berita baiknya, dari salah satu ukuran ekonomi, jualan dan ekspor kita (Jabar) lagi kencang, menandakan ekonomi bergerak lagi," kata dia.


Meski begitu, Emil tidak memungkiri bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta belanja di level daerah masih belum maksimal.

Namun, menurut Emil, hal itu sesuai dengan konsep gas dan rem antara ekonomi dan kesehatan di masa pandemi yang selalu berjalan dinamis dan fluktuatif.

“Kadang-kadang 50 persen kesehatan dan 50 persen ekonomi. Kadang-kadang 70 persen kesehatan seperti sekarang dan 30 persennya ekonomi. Tapi, tidak pernah 100 berbanding nol,” ujar Emil.

Sementara itu, berdasarkan data dari Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Jabar, per 27 September 2020, pertumbuhan ekonomi Jabar diproyeksikan membaik pada triwulan III-2020 dan triwulan IV-2020.

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar yang juga Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, pemerintah pusat telah mengubah harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia di antara minus 1,1 persen hingga 0,2 persen, dengan asumsi program pemulihan ekonomi nasional berjalan efektif.

Setiawan juga menjelaskan bahwa pergerakan mobilitas manusia telah mendekati business as usual.

Artinya, aktivitas atau kegiatan ekonomi masyarakat saat ini mulai kembali seperti biasa.

Meski demikian, hal itu diakui turut memengaruhi penambahan kasus Covid-19 di sejumlah pusat perekonomian.

“Pergerakan mobilitas ini berdampak pada penambahan kasus di beberapa daerah pusat aktivitas ekonomi, seperti Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Bekasi, dan Kota Depok,” ucap Setiawan.

Setiawan mengatakan, sambil mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional daerah, ia pun menegaskan bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar terus menggencarkan edukasi dan pengawasan terkait protokol kesehatan di sektor industri.

“Kuncinya adalah bagaimana kita mengedukasi dan mengawasi terhadap sektor-sektor ini,” kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/28/17400291/selama-pandemi-ekspor-jabar-masih-tertinggi-se-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke