Salin Artikel

Sekolah di Perbatasan RI-Malaysia Mulai Dibuka untuk Belajar Tatap Muka

"Sejauh ini sudah tiga sekolah SMP berjalan dengan normal. Besok Senin 28 September 2020, akan dibuka sekitar delapan sekolah lagi, semuanya masih di wilayah 3, masing masing Kecamatan Sebuku, Sembakung, Lumbis dan Kecamatan Krayan," ujar Kepala Seksi Dinas Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan kabupaten Nunukan Widodo saat dihubungi, Jumat (25/9/2020).

Widodo menjelaskan, prioritas sekolah yang dibuka ada di wilayah terisolasi sehingga tidak terjadi banyak lalu lintas orang dan barang atau minim perjalanan antar kota.

Zona kuning penyebaran Covid-19 dianggap bukan lagi halangan dalam memulai pendidikan normal.

Sementara untuk wilayah Kota Nunukan dan Pulau Sebatik, masih butuh pertimbangan dan kehati hatian. 

Pasalnya, Nunukan memiliki dua pelabuhan yang menghubungkan perjalanan ke pulau lain yaitu Pelabuhan Tunon Taka Nunukan dan Pelabuhan Ferry Sei Jepun.

Sementara Pulau Sebatik terdapat Pelabuhan Sei Pancang yang melayani pelayaran ke Pulau Tarakan.

"Kita pertimbangkan aspek epidemiologis, kalau wilayah tiga, lalu lalang atau perpindahan orang ke luar wilayah Kabupaten Nunukan bisa dikatakan minim. Jauh berbeda dengan Nunukan dan Sebatik, prevalensi masih tinggi dan masih ada kasus juga di Nunukan," tegasnya.


Sekolah Buat Kesepakatan dan Kantongi Izin Satgas Covid-19

Widodo mengatakan, sekolah yang memulai pembelajaran tatap muka di masa pandemi mengantongi sejumlah persyaratan.

Mereka wajib memenuhi aturan yang ditetapkan pemerintah, mendapat rekomendasi Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan mendapat izin dari orangtua siswa.

"Tidak ada aktivitas upacara, tidak ada mata pelajaran olahraga, dan aktivitas yang membutuhkan praktik lapangan. Kantin tidak boleh buka dan pihak sekolah harus menyiapkan masker sebagai aset sekolah," kata Widodo.

Sejauh ini, sekolah yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka di Kabupaten Nunukan yaitu, SMPN 1 Lumbis, SMPN 1 Krayan dan SMPN 4 Krayan.

Untuk sekolah yang akan menyusul yaitu, SMPN I Sebuku, SMPN 2 Sebuku, SMPN 1 Sembakung, SMPN 3 Krayan Selatan, SDN 004 Sebuku, SDN 006 Sebuku, SDN 009 Sebuku, dan SDN 006 Sembakung.

"Tentu dengan aturan, apabila ada kasus Covid -19 di dekat sekolah atau di sekolah, maka pasti akan ditutup kembali. Jadi kita lakukan evaluasi selama dua bulan, kalau aman, kita buka jenjang SD, kalau aman lagi, kita buka TK dan seterusnya,’’jelas Widodo.

Kabupaten Nunukan memiliki 121 SD dengan jumlah murid sekitar 21.000 orang, dan ada 53 SMP dengan jumlah pelajar 8.000 orang.


Kepala Sekolah Masih Waswas

Kepala Sekolah SMPN I Lumbis Muhammad Idrus, yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 mengaku masih waswas, meski sudah mengantongi rekomendasi Disdik, Dinkes dan Satgas penanganan Covid-19 Nunukan.

"Masih pandemi begini tentu kita waswas, agak takut-takut juga, makanya sekolah sangat ketat memberlakukan prokes, kita kasih masuk sekolah per shift, satu shift 18 pelajar," ujarnya.

Ada sekitar 500 pelajar di SMPN I Lumbis, Idrus mengaku kewalahan untuk mengajar mereka dengan keterbatasan tenaga guru yang ada.

Sebanyak 21 guru di sekolah ini harus mengajar 28 kelas di SMP ini, sehingga saat memberlakukan shift belajar, satu guru memiliki jadwal kerja dua kali lipat dari jam kerja normal.

Belum lagi persoalan banyaknya pelajar yang berasal dari pelosok dengan ekonomi rendah.

Mereka tidak memiliki ponsel dan tinggal jauh dari sekolah, menjadi dilematis bagi para guru di wilayah ini.

"Terus terang kita kewalahan, makanya kita adopsi sistem kuliah Universitas Terbuka (UT), bagi mereka yang punya HP, kami beri tugas secara daring, sehingga program guru kunjung hanya kita lakukan pada mereka yang tidak punya HP saja. Itu pun butuh tenaga dan waktu ekstra, geografis Lumbis lumayan sulit dan rumah mereka berjauhan," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/25/21093401/sekolah-di-perbatasan-ri-malaysia-mulai-dibuka-untuk-belajar-tatap-muka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke