Salin Artikel

BNPB Ungkap Penyebab Banjir Bandang Sukabumi, Akibat Sedimentasi Sungai dan Hujan Lebat

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Raditya Jati memberikan sejumlah penjelasan mengenai banjir bandang Sukabumi.

Berdasarkan analisa sementara yang dihimpun BNPB, wilayah kejadian banjir bandang Sukabumi merupakan dataran rendah yang berada di bawah kaki Gunung Salak dan dilalui beberapa sungai, yakni Sungai Citarik-Cipeuncit dan Sungai Cibojong.

Curah hujan tinggi, dataran rendah, erosi sungai

Daerah dataran rendah tersebut memiliki indeks bahaya sedang hingga tinggi terhadap banjir bandang.

Di sisi lain, berdasarkan pantauan GPM-NASA (inaWARE) dalam 24 Jam terakhir sebelum kejadian, wilayah hulu atau di sebelah utara Sukabumi maupun di wilayah yang terdampak mengalami curah hujan Sedang-Tinggi dengan intensitas hingga 120 mm.

Hujan dengan intensitas tinggi tersebut menyebabkan massa air di daerah hulu menjadi semakin besar.

"Adapun kondisi wilayah sungai yang rusak dan banyak terjadi erosi serta sedimentasi menyebabkan potensi terbentuk bendung alami," tulis Raditya melalui rilis pers ke Kompas.com, Rabu.

"Ketika bendung alami tersebut menjadi besar dan terganggu keseimbangannya oleh intensitas hujan tinggi, kemudian menyebabkan bendung alami tersebut berpotensi terjadi limpasan air beserta lumpur dengan jumlah yang besar dan cepat, atau yang kemudian disebut banjir bandang."

Intensitas hujan tertinggi berada pada bagian hulu yaitu di sekitar Gunung Salak.

"Adanya kemungkinan hujan yang terakumulasi dalam 24 jam terakhir menjadi tertampung di daerah hulu kemudian meluap dan menghancurkan bendung alami yang diduga terbentuk dibagian hulu sungai," lanjutnya.

Selanjutnya berdasarkan hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan yang terukur di wilayah Pos Perkeb Tugu Menteng, Kecamatan Lengkong dan Pos Ganesha, Kecamatan Cisolok adalah sebesar 88 mm dan 57 mm.

Curah hujan tersebut tergolong tinggi.

"Dari hasil analisa tersebut, kesimpulan yang didapat adalah bahwa meluapnya Sungai Citarik-Cipeucit dan Sungai Cibojong menjadi faktor penyebab terjadinya banjir bandang," lanjutnya.

Ratusan jiwa terdampak banjir

Data BNPB terkini, hingga Rabu pukul 13.00 WIB, peristiwa tersebut telah berdampak pada 176 KK atau 525 jiwa.

Kemudian sebanyak 78 jiwa terpaksa harus mengungsi.

Sedikitnya 127 unit rumah yang tersebar di 11 desa terdampak, dengan rincian 34 unit rumah rusak berat (RB), 23 rusak sedang (RS) dan 70 rusak ringan (RR).

https://regional.kompas.com/read/2020/09/23/21405181/bnpb-ungkap-penyebab-banjir-bandang-sukabumi-akibat-sedimentasi-sungai-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke