Salin Artikel

Ribuan Pohon Kopi Diserang Hama, Hasil Panen Petani Menurun Drastis

Salah satu petani, Suparno mengatakan, hama itu membuat pertumbuhan kopi tak maksimal. Buah kopi yang dihasilkan satu pohon pun lebih sedikit dari biasanya.

“Ini cabuk, namanya cabuk putih kadang ada juga cabuk hitam dan kutu loncat. Berbuah tapi jarang jarang,” kata Suparno saat ditemui di kebun miliknya, Selasa (22/09/2020)

Biasanya, satu pohon kopi menghasilkan lima kilogram buah saat panen. Kini, petani hanya bisa memetik seperlima dari hasil panen normal.

"Biasanya panen lima karung, sekarang paling satu karung sudah maksimal, perubahan cuaca saya pikir karena semua seperti itu," kata dia.

Sementara itu, Ketua Kampung Kopi Gunung Tambal, Desa Alas Tuwo, Sukmono mengatakan, hasil kopi petani menurun drastis sejak dua tahun terakhir.

Musim kemarau panjang pada tahun sebelumnya membuat pertumbuhan kopi tak maksimal.

“Akibat kemarau panjang tahun kemarin masih terasa karena waktunya pohon berbunga tapi tidak dapat hujan. Bulan ini sebenarnya waktunya panen besar, tapi ini baru berbunga,” katanya.

Pemerintah daerah telah memberikan bantuan pupuk kepada petani. Akan tetapi, hal itu tak banyak membantu petani.

Para petani berharap, pemerintah membantu pengembangan kopi nangka, yang juga dikenal sebagai jenis liberika atau excelsa, yang saat ini laku di pasaran.

“Dulu banyak tapi sebagian dibabat diganti robusta dan Arabica. Sekarang kita mau mengembangkan lagi karena harganya sekarnag Rp 45.000 kalau kopi lainnya hanya Rp 35.000," jelas Sukmono.  

https://regional.kompas.com/read/2020/09/22/19050031/ribuan-pohon-kopi-diserang-hama-hasil-panen-petani-menurun-drastis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke