Salin Artikel

Bio Farma Ungkap 2 Pendekatan Vaksin Covid-19 di Indonesia

Dalam jangka panjang, Bio Farma mengembangkan vaksin merah-putih, berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman, yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia.

“Vaksin merah putih ini, diharapkan akan diproduksi pada Q3 dan Q4-2022,” ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Honesti menjelaskan, lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin. Kemudian pada Q1-Q2/2021 akan dilanjutkan Bio Farma.

Mulai dari preclinical trial, uji klinis tahap I, II, dan III yang kemudian untuk diregistrasikan ke Badan POM.

Sambil menunggu vaksin buatan asli Indonesia, Bio Farma menggandeng Sinovac untuk penyediaan vaksin Covid-19.

Vaksin Sinovac

Saat ini, calon vaksin dari Sinovac masih memasuki tahap uji klinis tahap III di Bandung bekerjasama dengan FK UNPAD, kepada 1.620 relawan.

“Uji klinis ini untuk melihat keamanan dan keampuhan dari calon vaksin Covid-19,” tutur dia.

Ia mengungkapkan, Sinovac dipilih karena berdasarkan list WHO, Sinovac merupakan salah satu perusahaan yang penelitian vaksin Covid-19 nya, sudah masuk ke dalam tahap uji klinis tahap III.

Sinovac juga bukan partner asing bagi Bio Farma. Karena dalam perjalanannya, Bio Farma dan Sinovac sudah mengembangkan produk bersama. Selain itu, Sinovac salah satu perusahaan vaksin yang mendapatkan sertifikasi WHO.

Faktor lainnya adalah vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan adalah jenis vaksin inactivated atau vaksin yang sudah dimatikan, dan Bio Farma sudah menguasai metode pembuatan vaksin tersebut.

“Kami sudah siap untuk menerima bahan baku vaksin dari Sinovac pada November 2020 mendatang sebanyak 10 juta dosis,” ucap dia.


Kemudian berturut–turut akan dikirimkan 40 juta dosis pada Desember 2020 – Maret 2021, sehingga total bahan baku vaksin yang akan diterima dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis vaksin. 

“Mereka juga akan memprioritaskan bahan baku vaksin Covid-19 tersebut, sebanyak 210 juta dosis hingga Desember 2021 mendatang sehingga total dari Sinovac ada 260 juta dosis”, ujar Honesti.

Vaksin Kimia Farma dan Arab Saudi

Selain dari Sinovac, untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia, PT Kimia Farma, sudah melakukan MoU dengan perusahaan farmasi dari Uni Emirate Arab, G42, untuk mendapatkan 10 juta dosis vaksin dalam bentuk final product, pada Desember 2020.

G42 juga berkomitmen untuk memberikan suplai sebanyak 50 juta dosis, sehingga dari G42, akan mendapatkan total 60 juta dosis.

Sementara itu, ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, saat ini pihaknya sedang dihadapkan dengan tarik ulur dua kutub kepentingan yaitu melindungi kesehatan masyarakat atau menyelamatkan perekonomian negara yang tergerus dampak pandemik.

“Ada langkah yang sangat urgent dan segera dilaksanakan, salah satunya menemukan vaksin yang efektif dan aman,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/16/11334271/bio-farma-ungkap-2-pendekatan-vaksin-covid-19-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke