Salin Artikel

Bupati Muna Barat Positif Corona, Mendaftar Sebagai Calon Bupati Muna

KENDARI, KOMPAS.com- Bupati Muna Barat LM Rajiun Tumada (50) terkonfirmasi positif virus corona, berdasarkan hasil pemeriksaan uji swab di laboratorium Rumah Sakit Bahteramas di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hasil pemeriksaan kesehatan uji polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium Rumah Sakit Bahteramas terhadap bakal calon bupati Muna itu ditandatangani oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sultra, dr Muhammad Ridwan pada 4 September 2020 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Muna Barat.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Muna Kubais, Senin (7/9/2020) mengngkapkan, pihaknya telah menerima hasil swab bakal calon kepala daerah dari Dinkes Sultra.

Rajiun Tumada saat mendaftar di KPU Muna pada hari Jumat (4/9/2020), tidak membawa surat hasil swab mandiri dengan alasan belum keluar dari Rumah Sakit Bahteramas di Kendari.

Sementara, calon wakilnya La Pili telah membawa hasil swab covid-19 dan dinyatakan negatif.

Selain itu, kata Kubais, berkas persyaratan pencalonan Rajiun Tumada- La Pili juga belum lengkap sehingga KPU Muna mengembalikan berkas untuk dilengkapi.

Pada Sabtu (5/9/2020) atau hari kedua pendaftaran berkas syarat kelengkapan calon itu dibawakan oleh LO-nya di kantor KPU Muna. Namun, Rajiun Tumada- La Pili tidak datang.

Alasannya, Rajiun tidak sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari RSUD Mubar dan bukan hasil swab.

"Yang bersangkutan (Rajiun Tumada) terkonfirmasi positif Covid-19, surat tembusan dari Dinkes Sultra," kata Kubais melalui sambungan telepon, Senin (7/9/2020).

Kubais menyayangkan Satgas Covid-19 karena tidak segera memberitahu tentang hasil swab salah satu bakal calon kepada daerah di Muna yang dinyatakan positif Covid-19, padahal hasilnya keluar pada 4 September 2020.

Ridwan saat dikonfirmasi, tak mengelak jika Bupati Muna Barat itu terinfeksi virus corona, namun pihaknya tidak berwenang untuk mengumumkan hasil swab-nya.

“Yang berhak adalah orang itu sendiri, atau diwakili berdasarkan persetujuan yang bersangkutan,” ungkap Ridwan saat dihubungi, Senin (7/9/2020).

Ia menegaskan, mengumumkan kondisi kesehatan seseorang tanpa izin yang bersangkutan melanggar etika.

"Orang yang terkonfirmasi positif secara psikologis dia pasti oleng, mungkin nanti dia sudah stabil baru dia izinkan orang untuk umumkan. Kayak Pak Wagub toh, kan dua hari baru dia suruh kepala dinas umumkan karena sudah stabil diumumkan mi," kata Ridwan.

Jubir Satgas Covid-19 Muna Barat, Rahman Saleh belum merespon soal status Covid-19 bupatinya saat dihubungi KOMPAS.com via telepon, Senin (7/9/2020).

Komisioner dan staf KPU Muna akan rapid test

Sebanyak 44 orang yang terlibat dalam pendaftaran bakal calon kepala daerah akan menjalani rapid test setelah salah satu calon dinyatakan positif covid-19.

Ketua KPU Muna Kubais menjelaskan, rapid test itu akan dilakukan pada 14 September nanti, dengan pertimbangan agar hasilnya lebih akurat.

"Dokter RSUD Muna memberitahu kami rapid tes satu Minggu setelah hari ini, biar lebih teliti hasilnya," ujar Kubais.

Menurutnya, 44 orang yang akan menjalin tes Covid-19 itu ikut menjadi bagian saat pendaftaran bakal calon kepala daerah Rajiun Tumada- La Pili termasuk mahasiswa dan siswa SMA yang tengah PPL di kantor KPU Muna.

"Ya mau diapa, demi menjaga kesehatan semua komisioner dan staf yang akan bekerja untuk pilkada tahun ini," terangnya.

Untuk diketahui, pasangan Rajiun Tumada- La Pili dengan akronim RAPI mendaftar di KPU Muna pada Jumat (4/9/2020).

Sebelum mendaftar, pasangan ini menghadiri deklarasi akbar di posko pemenangan di Raha, ibu kota Kabupaten Muna yang dihadiri ribuan simpatisan dan para pengurus partai pengusungnya.

Sementara pasangan Rusman Emba- Baharudin mendaftar di kantor KPU Muna pada Jumat (4/9/2020) pagi hari. Rusman Emba merupakan calon petahana atau Bupati Muna saat ini. 

 

Hasil swab Rajiun dinilai tidak lazim

Bakal calon Wakil Bupati Muna La Pili menduga kuat ada pihak yang sengaja bermain dengan status Covid-19 kepada Rajiun.

Atas dugaan ini, kata Pili, tim kuasa hukum akan segera melakukan penelusuran. Dan jika nanti ditemukan ada yg terlibat maka harus diproses hukum.

"Jadi kepada semua Tim RAPI mari bersama kita kawal adanya indikasi permainan ini," ungkap Pili.

Dugaan permainan itu, menurut dia, sangat jelas. Sebab, harusnya hasil swab mandiri itu hanya menjadi pegangan individu yang bersangkutan dan dipergunakan pada tujuannya.

"Kalau bagi bakal calon cukup diperlihatkan saat daftar di KPUD. Menjadi aneh kalau kemudian hasilnya secara vulgar difoto dan sudah diupload oleh orang lain," terangnya.

Selain itu, kesesuaian identitas dalam surat hasil tes swab yang beredar juga patut dipertanyakan karena penulisan nama Rajiun yang tidak familiar yakni Ld Muh Rajiun M, padahal yg benar adalah La Ode M. Rajiun Tumada.

"Bisa saja ini bukan sampel yg diambil dari La Ode M.Rajiun Tumada yang calon Bupati Muna saat ini, tapi dari orang lain," ujar Pili.

Ia juga mengaku heran, sebab rapid tes terbaru yang bersangkutan maupun beberapa kali sebelumnya selalu hasilnya non reaktif. Dan Rajiun sendiri pun nampak sehat bugar tak kurang suatu apapun juga.

"Saya menyaksikan beliau malah sangat ketat memperlakukan protokol kesehatan pada dirinya, jadi wajar kalau hasil swab tersebut banyak menimbulkan pertanyaan," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/07/21470081/bupati-muna-barat-positif-corona-mendaftar-sebagai-calon-bupati-muna

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke