Salin Artikel

Lima Klaster Penularan Covid-19 di Boyolali Masih Berjalan dan Berkembang

BOYOLALI, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mewaspadai lima klaster penularan virus corona di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali, Ratri S Survivalina mengatakan, kelima klaster penularan virus corona tersebut sampai saat ini masih berjalan dan berkembang.

"Untuk klaster saat ini yang jumlahnya terbesar memang klaster kiriman dari pengawas pemilu (Bawaslu). Sampai saat ini total jumlahnya ada 69 orang," kata Ratri, di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (5/9/2020).

Kemudian, yang kedua, lanjut Ratri adalah klaster penularan berasal dari petugas lapangan ada sebanyak 36 orang.

Klaster ketiga berasal dari pasien positif Covid-19 berinisial SUG ada sebanyak 30 orang. Pasien ini berasal dari Desa Gunung, Kecamatan Simo.

"Kemudian, klaster yang berasal dari kasus BMT ada 27 orang dan klaster TRC BPBD ada delapan. Lima klaster ini semuanya masih berlangsung dan masih berkembang," terang Ratri.

Dengan diketahuinya informasi ini oleh masyarakat, harapannya mereka dapat berperan aktif untuk mencegah sekaligus menghentikan pelunalaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Semoga dengan kerja sama kita bersama dari pemerintah maupun masyarakat kasus Covid-19 di Boyolali ini bisa segera dihentikan penularannya. Isolasi dan karantina harus dijalani oleh masyarakat yang terdeteksi positif maupun kontak eratnya," kata dia.


Ratri menuturkan, Covid-19 bukan merupakan penyakit yang sifatnya kronis. Tapi, sifatnya akut.

Bagi orang yang terkena penyakit ini bisa sembuh sempurna.

"Kecuali, yang punya komorbid atau penyakit penyerta. Sehingga kalau yang bersangkutan itu dalam keadaan sehat, kemudian terdeteksi Covid-19 sebenarnya setelah dilakukan isolasi mandiri selama 10 hari, kemudian pemeriksaan evaluasi dan dinyatakan negatif itu yang bersangkutan normal kembali. Artinya, tetap berinteraksi, tetap bisa bekerja, beraktivitas sebagaimana layaknya orang yang sehat seperti yang lainnya," kata Ratri.

Pihaknya meminta masyarakat supaya tidak memberikan stigma negatif kepada orang yang terkena Covid-19.

"Kami minta jangan sampai ada stigma di masyarakat kalau sudah pernah kena Covid-19, stigmanya tidak dihilang-hilangkan, jangan seperti itu. Karena kalau mereka memang pernah positif, kemudian sembuh, ya sudah habis itu juga mereka sudah normal kembali seperti yang lainnya," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/05/16572371/lima-klaster-penularan-covid-19-di-boyolali-masih-berjalan-dan-berkembang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke