Salin Artikel

1.697 Guru di Kota Serang Menjalani Rapid Test

Hasilnya, sebanyak 21 guru dinyatakan reaktif.

"Belum ada yang positif, memang hanya ada 21 orang guru Paud dan SD dan SOP-nya langsung dilanjutkan dengan swab test," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang Wasis Dewanto kepada Kompas.com, Jumat (4/9/2020).

Menurut Wasis, dari sebanyak 21 guru yang reaktif itu, 8 di antaranya sudah menjalani tes swab dan saat ini masih menunggu hasilnya keluar.

Saat ini, kondisi kesehatan para guru yang reaktif seluruhnya sehat dan terus diberikan semangat agar tidak terganggu mentalnya.

"Guru yang reaktif kita perintahkan istirahat, tidak melakukan aktivitas, terutama berkenaan pertemuan dengan para guru, pertemuan para siswa atau pertemuan dengan masyarakat," ujar Wasis.

Menurut Wasis, rapid test kepada seluruh guru dan kepala sekolah di Kota Serang dilakukan untuk memberikan rasa aman, dan kepastian kondisi kesehatan bahwa sekolah bebas dari Covid-19.

Secara keseluruhan, 7.400 guru di Kota Serang dari tingkat Paud, TK, SD dan SMP negeri maupun swasta akan menjalani rapid test dan dilakukan secara bertahap.

"Lewat screening awal ini, para teman-teman sesama guru, kepala sekolah, kepada para siswa dan para orang tua memberikan rasa aman dan nyaman," kata Wasis.

Masih belajar di rumah

Wasis menegaskan, sampai saat ini pelaksanaan belajar tatap muka belum diperkenankan.

Sebab, Kota Serang masih masuk wilayah risiko sedang atau zona oranye penularan virus corona.

"Zona oranye memang belum diperkenankan tatap muka. Kita buka (sekolah) jika sudah masuk zona kuning atau hijau," kata Wasis.

Namun, sebelum sekolah dibuka kembali, terlebih dahulu dipersiapkan sejumlah persyaratan berdasarkan aturan dari Satgas Covid-19.

Kemudian, mendapatkan izin Wali Kota Serang dan persetujuan orangtua murid.

"Orangtua ada yang sangat khawatir dengan belajar tatap muka. Kalau kami memulai belajar tatap muka, orang tua boleh memilih belajar dari rumah atau tatap muka," kata Wasis.

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction). Baca selanjutnya di https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/03/080300423/setelah-rapid-test-tes-pcr-diperlukan-untuk-pastikan-virus-corona.

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/04/13141061/1697-guru-di-kota-serang-menjalani-rapid-test

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke