Salin Artikel

Mengenal Eri Cahyadi, Birokrat di Pilkada Surabaya, 19 Tahun Jadi PNS dan Didukung Relawan Risma

Pengumuman tersebut dibacakan oleh Ketua DPP PDI-P Puan Maharani secata daring dari kantor DPP PDI-P, Jakarta pada Rabu (2/9/2020).

"Eri Cahyadi dan Armuji sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya 2020-2025," kata Puan.

Lalu siapakah sosok Eri yang digadang-gadang oleh PDI-P Perjuangan untuk menggantikan Risma?

Eris adalah anak buah Risma. Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.

Arek Surabaya asli yang lahir pada 27 Mei 1997 itu adalah seorang pegawai negeri sipil.

Ia menjadi PNS pertama kali pada tahun 2001 dan ditempatkan di Dinas Bangunan Kota Surabaya.

Selama 19 tahun menjadi PNS, karir Eri terus moncer. Ia sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang.

Pada 2018 hingga saat ini, Eri mengemban tugas sebagai Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya.

Ia juga menjabat sebagai pelaksana tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH).

Dalam sebuah kesempatan Eri sempat mengatakan sangat menikmati pekerjaanya sebagai birokrat.

"Sejak awal di Dinas Bangunan itu saya enggak pernah pulang jam 19.00 malam, pasti lebih hingga jam 20.00 karena memang saya menikmati betul," katan kala itu.

Eri mengaku ingin memangkas proses birokrasi yang rumit.

Selama menjadi birokrat, Eri Cahyadi berusaha mewujudkan hal tersebut dengan beberapa aksi nyata seperti membantu pembuatan perwali untuk memangkas proses yang rumit.

Pada Januari 2020, sejumlah Sejumlah warga yang mengatasnamakan diri sebagai Relawan Tri Rismaharini meminta agar Wali Kota Surabaya itu memberikan rekomendasi kepada Eri Cahyadi dalam Pilkada 2020 di Surabaya, Jawa Timur.

Sejumlah warga tersebut menilai, Eri yang saat ini masih menjabat sebagai Kepala Bappeko Surabaya pantas untuk menggantikan Risma sebagai calon wali kota Surabaya.

Kala itu puluhan orang memasang baliho dan spanduk berisi foto Risma dan Eri Cahyadi di Taman Suroboyo, Bulak, Surabaya pada Minggu (19/1/2020).

Baliho tersebut bertuliskan dukungan kepada Eri.

"Seng Ketok Moto, Seng Keroso Nyoto, Suroboyo Wes Tambah Ketoto; Risma Wes Mari, Saiki Wayahe Eri" tulis beberapa baliho tersebut.

Rudi Cahyono salah satu koordinator relawan mengatakan deklarasi dilakukan di Patung Suroboyo karena pembangunan taman dengan patung setinggi 25 meter itu adalah hasil kerja Eri Cahyadi dan Risma.

"Beliau merepresentasikan nilai-nilai Bu Risma seperti berlatar belakang birokrat, teknokrat, pekerja keras, peduli lingkungan, peduli wong cilik, peduli pemberdayaan kampung. Memahami manajemen teknis tata kota, serta keberpihakan total pada warga," ujar Rudi.

Eri juga disebut aktif turun ke kampung-kampung memberdayakan warga dengan program Surabaya Smart City yang menyentuh lebih dari 500 kampung.

"Pasti Eri lebih mengerti keinginan warga Surabaya, karena Eri sering turun ke kampung, dan bersinggungan langsung dengan wong cilik di Surabaya," tutur Rudi.

Selain itu, saat kepemimpinan Risma, Eri juga dinilai cukup aktif menata dan mendesain beberapa taman yang ada di Kota Pahlawan.

Di sisi lain, Eri juga dianggap berperan aktif dalam perubahan dan pembangunan kampung wisata di sejumlah eks lokalisasi yang ada Surabaya, seperti Dolly, Jarak, Moroseneng, dan lain-lain.

Dukungan pada Eri juga diberikan oleh Fuad Bernardi putra sulung Risma.

Surabaya, kata Fuad, butuh pemimpin dengan kemampuan teknokratik yang teruji. Selain itu, kepala daerah di Kota Surabaya harus merakyat.

"Surabaya membutuhkan pemimpin dengan kemampuan teknokratik yang teruji, plus punya jiwa kerakyatan, dan itu sudah ada di sosok Pak Eri Cahyadi," kata Fuad saat menghadiri deklarasi dukungan Gerakan Arek Suroboyo kepada Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu (23/8/2020).

Sosok Eri dinilai cocok karena memahami tujuan dan cita-cita pembangunan Surabaya. Selama ini, Eri memahami betul sejumlah program Risma.

"Bersama Bu Risma, banyak program yang dikawal Pak Eri, mulai pemerataan pembangunan infrastruktur untuk warga, pembukaan lapangan kerja, hingga program sosial untuk warga kurang mampu," kata dia.

"Saya kemarin sedang di lapangan menyiapkan lokasi untuk program Surabaya Herritage, lalu ada kabar soal rekomendasi dari PDI-P. Hari itu juga surat pengunduran diri langsung saya tanda tangani lalu saya ajukan ke Bu Risma dan Badan Kepegawaian Daerah," kata Eri Cahyadi saat dikonfirmasi, Kamis (3/9/2020).

Mulai hari ini, Eri Cahyadi mengaku tak lagi berkantor di Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.

"Saya dan Pak Armuji memulai konsolidasi pemenangan sesuai arahan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri," jelasnya.

Sementara itu saat dihubungi secara terpisah, Armuji mengaku masih aktif menjadi anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI-P.

Akan tetapi, Armuji mengaku sedang mengurus pengunduran dirinya.

"Sesuai regulasi yang ada, saya pasti mengundurkan diri sebagai anggota DPRD, hari ini sedang berproses," jelasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman, Achmad Faizal | Editor: Abba Gabrillin, David Oliver Purba, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/03/15010011/mengenal-eri-cahyadi-birokrat-di-pilkada-surabaya-19-tahun-jadi-pns-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke