Salin Artikel

Cerita Guru di NTT, Berjalan 2 Kilometer dan Mendaki Bukit demi Sinyal Telepon dan Internet

Sefrianus harus menuju Bukit Sewo agar bisa mengikuti pelatihan daring yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pelatihan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perbatik) 2020 itu digelar pada 21 Juli-20 Agustus 2020.

Selama satu bulan itu, Sefrianus berjalan kaki sembari menyandang tas berisi laptop ke Bukit Sewo.

"Saya rela jalan kaki naik bukit menuju pondok sinyal hanya demi pelatihan online, pelatihan pembelajaran berbasis teknologi yang diselenggarakan Pusdatin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia," kata Sefrianus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/8/2020).

Sefrianus sengaja mengikuti pelatihan itu untuk menambah wawasan diri. Ia ingin memahami cara mengintegrasikan teknologi, informasi, dan komunikasi, ke dalam pembelajaran, meski sekolahnya belum memiliki akses jaringan internet.

Sefrianus mengajar di SMPN 3 Macang Pacar sejak 2017. Ia merupakan guru dari program Garis Depan yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebelum menjadi guru, ia sempat bekerja sebagai pemandu wisata dan wartawan media online.

"Hanya dua orang guru, saya dengan ibu Meri Sagay mengajar di SMPN 3 di pedalaman Manggarai Barat," kata dia.

Mengajar di tengah pandemi Covid-19

Menurut Sefrianus, pandemi Covid-19 menuntut pola pembelajaran yang sebelumnya manual menjadi digital. Perkembangan teknologi berperan penting dalam proses belajar mengajar.


Namun, sekolah tempatnya mengajar tak bisa menerapkan belajar online karena tak adanya sinyal internet.

Sefrianus tetap menggelar belajar secara manual dengan cara mengunjungi rumah siswa setiap hari.

"Kami kunjungi rumah siswa setiap hari, hal yang sangat sulit selain internet, guru-guru berjalan kaki dengan jalan sulit untuk dilewati karena berlubang dan memang sebagian jalan provinsi sudah diperbaiki oleh pemerintah provinsi," kata dia.

Harapan

Sefrianus berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyediakan jaringan internet ke sekolah di pelosok.

Sehingga, seluruh siswa yang berada di daerah terpencil bisa mengikuti aktivitas belajar online.

"Tuntutan belajar online harus didukung dengan jaringan internet yang memadai. Kiranya suara kami Guru Garis Terdepan bisa didengar dan diwujudkan dengan penyediaan internet," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/28/06000031/cerita-guru-di-ntt-berjalan-2-kilometer-dan-mendaki-bukit-demi-sinyal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke