Salin Artikel

Gara-gara Pindah Ranjang, Harnanik Dinyatakan Meninggal, Kuburan Sudah Digali, Pelayat Berdatangan

Meninggalnya Harnanik diinformasikan pihak rumah sakit ke keluarga, Senin (24/8/2020).

Pihak rumah sakit menyebut Harnanik meninggal karena penyakit jantung.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Mardi Waluyo dr Herya Putra menjelaskan, awalnya Harnanik (H) bersama dua pasien lainnya dirawat di ruang isolasi.

Di ruangan itu, pasien H dan pasien S sama-sama berstatus suspek Covid-19 dengan kondisi kesehatan menurun.

"Swab tanggal 17 (Agustus), hasilnya belum kami terima," kata Herya saat dikonfirmasi, Rabu (26/8/2020).

Pada Minggu (23/8/2020), kondisi kesehatan pasien S menurun drastis.

Perawat yang bertugas menukar posisi ranjang pasien S dengan ranjang pasien H yang mempunyai sudut pandang kamera pengawas yang lebih bagus.

Penggunaan kamera pengawas dilakukan untuk membantu pemantauan perkembangan pasien. Ini karena kondisi dan keterbatasan akses pada ruang isolasi.

"Akses ruang isolasi kan terbatas. Perawat juga harus pakai APD level tiga," kata dia.

Namun, pemindahan posisi ranjang itu tak dicatat dalam rekam medis pasien. Imbasnya, saat pergeseran petugas jaga, perawat tak menyadari pemindahan itu.

Pada Senin, kondisi pasien S memburuk dan meninggal. Petugas jaga yang baru mengira pasien yang meninggal itu merupakan H.

"Kesalahan kami waktu dipindahkan tempat itu tidak tercatat di rekam medisnya," jelas Herya.

Saat pasien S meninggal, gelang identitas yang biasa dipakai sudah terlepas dan tak berada di tempatnya.

Sehingga, perawat mengidentifikasi identitas pasien berdasarkan susunan ranjang.

"Saat itu juga tidak sempat cek ke bed (tempat tidur) sebelahnya karena keterbatasan akses ruang isolasi," lanjut Herya.

Herya berjanji akan evaluasi dan melakukan pembinaan internal agar kejadian serupa tak terulang.

"Kepada keluarga kita sudah sampaikan permohonan maaf," ujar Herya.

Sebelumnya diberitakan,  warga Desa Bendowulung, Kecamatan Sanan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bernama Harnanik dirawat di RSUD Mardi Waluyo Blitar karena menderita stroke ringan sejak 10 hari lalu.

Saat perawatan, Harnanik mengeluh sesak napas.

Hal itu membuat tim medis memperlakukan Harnanik sebagai pasien khusus dengan prosedur Covid-19. Ia dirawat di ruang isolasi.

Keluarga pun tak memiliki akses membesuk dan menjaga Harnanik yang dirawat di ruang isolasi.

Kebutuhan harian seperti pakaian Harnanik, hanya bisa dititipkan di pos jaga keamanan rumah sakit.

Pada Senin pagi, keluarga mendapat kabar kondisi kesehatan Harnanik menurun drastis. Rumah sakit lalu mengabarkan Harnanik meninggal akibat serangan jantung.

Kabar kematian Harnanik kemudian diumumkan sebuah mushala di Desa Bendowulung.

Para pelayat berbondong mendatangi rumah duka. Sebagian warga lainnya pergi ke tempat pemakaman umum untuk menggali liang lahad.

Namun, saat keluarga datang ke rumah sakit, mereka melihat ternyata jenazah bukan Harnanik.

Keluarga mendapati Harnanik berada di ranjang yang berada di seberang ranjang jenazah pasien S.

"Berseberangan utara dan selatan," ujar Herya. (Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim | Editor Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/26/16311931/gara-gara-pindah-ranjang-harnanik-dinyatakan-meninggal-kuburan-sudah-digali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke