Salin Artikel

Kisah Hasran, Pengemudi Ojol yang Bawa Anak Saat Kerja, Berawal Izin Beli Obat Ternyata Istrinya Nikah dengan Pria Lain

KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online (ojol) di Samarinda, Kalimantan Timur, bernama Hasran (33), terpaksa mengajak anaknya yang berusia 2,5 tahun setiap kali mengantar penumpang.

Bukan tanpa alasan jika Hasran mengajak anaknya setiap kali ia bekerja.

Hal itu dilakukannya karena saat anaknya berusia enam bulan, sang istri pergi dan telah menikah dengan pria lain.

Diceritakan Hasran, saat itu istrinya meminta izin kepada dirinya untuk membeli obat. 

"Sejak itu dia pergi enggak kembali sampai sekarang," ujar Hasran mengenang kepergian istrinya dua tahun lalu, saat ditemui Kompas.com, Selasa (25/8/2020) malam.

Ia pun kemudian mencari keberadaan istrinya. Namun dua bulan mencari Hasran tak kunjung mengetahui istrinya di mana.

Belakangan, Hasran baru mengetahui jika istrinya telah menikah dengan pria lain.

"Mereka kenalan lewat Facebook," ujarnya.


Kabari anaknya sakit, bertemu di jalan

Kata Hasran, ia pernah menghubungi istrinya untuk memberikan kabar kalau anaknya sakit. Namun, nomor ponsel miliknya telah diblokir sang istri.

Tak putus asa, Hasran kemudian menghubungi istrinya lewat Facebook dan sempat dibalas istrinya.

"Setelah itu dia blokir lagi. Saya kabari kalau anaknya sakit. Tapi dia bilang saya bohong," ungkapnya

Kata Hasran, ia sudah berusaha meminta sang istri untuk kembali, namun permintaannya tak kunjung berhasil.

Dan baru tahun 2019, mantan istrinya mau bertemu ia dan anaknya.

"Itu pun kami ketemu di jalan' katanya.

Sambungnya, kemudian sekitar Juli 2020, ia dan anaknya kembali bertemu dengan mantan istrinya bersama suami barunya saat melintas di jalan.

"Itu terakhir ketemu sampai sekarang," ungkapnya.


Anak sempat dirawat neneknya

Setelah ditinggal istrinya pergi, kata Hasran, anaknya sempat dirawat oleh ibunya. Saat itu Hasran masih bekerja di salah satu tempat pembuatan pentol (bakso) di Samarinda Sebrang.

Namun, sebulan terakhir, Ibu Hasran pun kabur setelah mengadaikan sertifikat rumah peninggalan almarhum ayahnya ke pihak bank untuk modal usaha.

“Ibu sudah pergi tinggal bersama saudara. Sekarang sisa kami berdua (Hasran dan anaknya) tinggal di rumah itu. Kalau enggak bisa bayar bisa ditarik bank,” ujarnya.


Penumpang selalu tanya alasan bawa anaknya

Kata Hasran, setiap kali ia bekerja tak jarang penumpang selalu bertanya alasan membawa anaknya.

"Ya saya jawab dia ditinggal ibunya," ungkapnya.

Hasran tak punya waktu tetap untuk menerima orderan penumpang. Ia selalu mengikuti suasana hati sang anak.

"Tergantung mood si kecil (anaknya). Kalau lagi rewel enggak bisa narik, tunggu mood-nya enak baru keluar,” katanya.

Kata Hasran, ia baru menerima orderan pada sore hari hingga larut malam.

“Sore baru keluar narik sampai jam 12 malam baru balik ke rumah. Kasihan juga sih kadang dia (anaknya) kedinginan,” ungkapnya.

Jika ramai orderan masuk, Hasran bisa mengantongi uang sebesar Rp 100.000.

“Karena sering narik malam. Saya juga enggak ambil orderan jauh. Kasihan anak saya. Kalau uang pelan-pelan bisa kita cari. Tapi kalau anak sakit lebih susah lagi,” jelasnya.

(Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor : Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/26/14403721/kisah-hasran-pengemudi-ojol-yang-bawa-anak-saat-kerja-berawal-izin-beli-obat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke