Salin Artikel

Ratusan Warga Buka Paksa Peti Jenazah Covid-19, Ternyata karena Ingin Mandikan dan Shalatkan

Mereka bukan tidak percaya pada virus corona, tetapi keluarga dan masyarakat ingin memandikan dan menshalatkan jenazah.

"Bukan tidak percaya corona, tapi keluarga dan masyarakat ingin memandikan dan menshalatkan jenazah," kata Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan yang dihubungi Kompas.com, Rabu (26/8/2020).

Ferizal mengatakan, desakan dari keluarga dan warga untuk membuka peti jenazah sangat banyak kendati sudah diberi pemahaman.

"Mayoritas mereka menginginkan untuk memandikan dan menshalatkan jenazah. Jadi peti dibuka," kata Ferizal.

Ferizal menambahkan, pihaknya sudah memberikan pemahaman kepada warga, tetapi mereka tetap bersikukuh membuka peti jenazah Covid-19.

Warga yang tidak sepemahaman itu bersikeras membuka peti jenazah, membuka balutan, lalu memandikan, menshalatkan, dan menguburkan jenazah tersebut.

"Kta sudah beri pemahaman, tetapi banyak warga yang tidak paham. Bersikukuh, lalu mengusir. Kita mengalah," kata Ferizal.

Ferizal menuturkan, warga yang meninggal karena wabah dalam ajaran Islam akan mati syahid sehingga tidak diwajibkan untuk dimandikan lagi.

"Selain itu, karena wabah maka ancaman penularan sangat besar sehingga mudaratnya lebih banyak daripada manfaatnya jika tetap memaksa membuka dan memandikan jenazah," jelas Ferizal.


Sebelumnya diberitakan, peti jenazah seorang warga Limapuluh Kota, Sumatera Barat, YS (47), yang meninggal positif Covid-19 dibuka paksa masyarakat.

Jenazah dikeluarkan dari peti, kemudian bungkusan dibuka, dimandikan, dan selanjutnya dishalatkan.

Sejumlah petugas medis yang membawa jenazah diusir warga. Malahan Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan juga diusir.

Peristiwa itu terjadi pada Senin (24/8/2020), saat jenazah dibawa dari RSAM Bukittinggi menuju rumah duka di Padang Parit Panjang, Kenagarian atau Desa Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota.

Ferizal Ridwan mengatakan, warga yang hadir dalam insiden buka paksa peti jenazah warga yang meninggal positif Covid-19 itu ada ratusan orang.

Ironisnya, mereka terdiri dari mulai anak-anak hingga orangtua. Mayoritas tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.

"Ada ratusan. Berdesakan dan mayoritas tidak pakai masker, dari anak-anak hingga orangtua," kata Ferizal Ridwan yang dihubungi Kompas.com, Selasa (25/8/2020).

Ferizal sangat menyayangkan hal tersebut karena bisa menyebarkan virus corona tersebut.

Pihaknya mengaku akan melakukan tracing kepada semua warga yang hadir dalam insiden tersebut.

"Kita akan lakukan tracing. Akan banyak yang dites swab," kata Ferizal.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/26/09194951/ratusan-warga-buka-paksa-peti-jenazah-covid-19-ternyata-karena-ingin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke