Salin Artikel

Setelah 7 Hari, Pencarian WN Amerika yang Hilang di Teluk Ambon Dihentikan

Pencarian dihentikan setelah tujuh hari penyisiran dan penyelaman yang dilakukan tim SAR gabungan di perairan Teluk Ambon tak membuahkan hasil.

“Hari ini operasi pencarian resmi dihentikan,” kata Kepala Kantor Basarnas Ambon Djunaidi saat memberikan keterangan di Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe Ambon, Kamis.

Penutupan operasi pencarian korban dihadiri Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dan sejumlah pejabat terkait.

Meski begitu, pencarian akan dimulai kembali jika tim SAR menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

“Kalau ada tanda-tanda setelah kita tutup, kita akan lanjutkan lagi pencarian tiga hari, begitu sampai tiga kali tiga hari sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014,” jelasnya.

Djunaidi mengaku, tim SAR gabungan mengalami kendala dalam pencarian WN Amerika itu. Salah satunya, arus bawah laut yang kencang pada hari pertama dan kedua pencarian.

“Untuk kendala yang dihadapi itu hari pertama dan kedua itu arus bawah laut sangat kencang tapi pada hari selanjutnya itu tidak ada masalah lagi,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengapresiasi kerja keras semua unsur yang terlibat dalam operasi pencarian tersebut.

“Semua telah bekerja sangat maksimal dari pagi hingga sore hari dengan menggunakan protap keselamatan tapi ternyata sampai seminggu pencarian sesuai protap korban tidak ditemukan,” katanya.

Menurutnya, operasi yang melibatkan banyak unsur itu dilakukan bukan karena korban yang hilang merupakan warga Amerika Serikat. 

Richard memastikan, upaya serupa akan dilakukan terhadap korban lainnya.

“Atas nama pemerintah Kota Ambon Richard saya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Basarnas dan semua pihak yang terlibat dalam operasi pencarian tersebut,” katanya.

Yang pertama

Richard mengungkapkan, hilangnya Carol saat menyelam di Teluk Ambon menjadi insiden pertama bagi penyelam di perairan tersebut.

Selama puluhan tahun para turis domestik maupun mancanegara menyelam di perairan itu, tidak pernah ada satu pun penyelam yang hilang.

“Jadi saudara tahu ya ini peraiaran Amahusu ini sudah puluhan tahun turis datang dan manggkal di sini, tapi baru pertama kali terjadi dan peristiwa sepeti ini terjadi,” kata Richard.

Sebagai salah satu destinasi wisata bahari di Kota Ambon, kawasan Amahusu selalu didatangi para turis mancanegara setiap tahunnya untuk menikmati keindahan bawah laut.

“Sejak puluhan tahun perahu dari Australia maupun negara lain itu dia berlabuh di sini dan orang selam, orang berenang tidak pernah terjadi seperti ini jadi ini baru pertama kali,” katanya.

Terkait insiden itu, Pemerintah Kota Ambon akan melakukan evaluasi untuk memastikan apa saja kekurangan yang ada di wilayah itu termasuk juga menjaga kegiatan wisata bawah laut di wilayah itu.

Evaluasi perlu dilakukan sebab wisata bahari dan bawah laut di Teluk Ambon khususnya di peraiaran Desa Amahusu telah menjadi andalan Pemkot Ambon menggenjot sektor pariwisata.

“Dari peristiwa ini kita juga akan mengevaluasi kira-kira apa saja keurangan yang harus diperhatikan,” katanya.

Selain itu, sebagai salah satu lokasi diving maka sudah selayaknya Pemkot Ambon memiliki hyperbaric chamber atau fasilitas terapu oksigen yang bisa diguanakan untuk memulihkan penyakit dekompersi akibat menyelam.

“Seperti camber ini sudah waktunya kita punya karena selama ini hanya ada di AL kalau kita mau kembangkan diving secara serius harus kita perhatikan itu dan ini akan menjadi catatan bagi kita ke depan,” katanya.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/13/22173351/setelah-7-hari-pencarian-wn-amerika-yang-hilang-di-teluk-ambon-dihentikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke