Salin Artikel

Kisah Agus, Penyandang Tunanetra Dirikan Rumah Belajar Gratis Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Agus Santoso (35), penyandang tunanetra asal Karanganyar, Jawa Tengah mendirikan Rumah Hebat Fatonah sebagai tempat belajar bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Agus merintis Rumah Hebat Fatonah tersebut sejak Mei 2009. Berawal dari keprihatinan dirinya karena akses ABK untuk mendapatkan pendidikan dan keterampilan masih terbatas.

Rumah hebat itu awalnya hanya menerima ABK tunanetra. Seiring dengan perkembangan, kini menerima berbagai ABK, baik tunanetra, tunadaksa, maupun putus sekolah dari berbagai usia.

"Saya dulu menangani ABK khususnya tunanetra dari berbagai kegiatan macam-macam. Karena untuk tunanetra media belajarnya sangat minim. Dari berbagai sumber (tenaga) juga minim," kata Agus mengawali kisahnya, Selasa (11/8/2020).

Agus memanfaatkan ruang tamu rumahnya berlokasi di Dukuh Manggung RT 002, RW 008, Kelurahan Cangakan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah sebagai tempat belajar.

Bapak satu anak ini mengaku selama enam tahun berjalan tepatnya 2009 hingga 2014 hanya dua kegiatan yang diajarkan. Kegiatan itu antara lain keagamaan dan teknologi komputer.

Mulai 2015 hingga sekarang, pria yang berprofesi sebagai tukang pijat tersebut mengajarkan semua ilmu pengetahuan umum kepada para peserta.

"Dulu hanya kegiatan keagaman dan teknologi komputer yang saya ajarkan. Mulai 2015 saya ajarkan ke seluruh ilmu pengetahuan umum. Baik bisnis, manajemen, tata boga, musik dan ilmu-ilmu yang lain," kata Agus.

Agus menyebut Rumah Hebat Fatonah memiliki 20 peserta aktif. Mereka berasal dari berbagai kecamatan di Karanganyar, di antaranya Tawangmangu, Karangpandan, Jaten, Jumapolo dan Tasikmadu.

Rumah Hebat Fatonah buka setiap Sabtu dan Minggu. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 WIB - 14.00 WIB. Tetapi, sejak ada pandemi Covid-19 kegiatan belajar dimulai pukul 09.30 WIB - 11.30 WIB.

"Saya upayakan kegiatan ini free (gratis) tidak berbayar. Sementara pembiayaan dari uang pribadi saya. Mulai dari praktik apa dan kegiatan di mana biaya dari saya pribadi," cetus dia.

Karena pembiayaan pribadi, Agus pun memanfaatkan barang bekas pakai untuk menunjang kegiatan belajar. Bagi Agus yang penting ada alat yang bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran.

"Ada komputer bekas milik teman saya minta. Kalau komputer itu rusak ya saya perbaiki," terang suami Yuni Lestari.

Salah satu peserta Rumah Hebat Fatonah, Umi Nur Khalifah (20) mengatakan, ikut belajar di rumah hebat Fatonah tersebut sejak dari pertama berdiri.

"Saya sudah sejak 2009 ikut belajar di sini. Berawal dari kegiatan keagamaan," ungkap mahasiswi jurusan Pendidikan Luar Biasa UNS.

Warga Kecamatan Karangpandan ini menerangkan, keberadaan Rumah Hebat Fatonah telah memberikan banyak ilmu pengetahuan terhadap dirinya.

Mengingat jarak rumah cukup jauh, Umi selalu diantarkan oleh orangtuanya demi bisa belajar bersama dengan teman-temannya di rumah hebat Fatonah.

"Ini (rumah hebat Fatonah) sangat bermanfaat. Karena bisa menjadi bekal saya untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan terus juga bisa menambah skil serta percaya diri," cetus Umi.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/12/07054681/kisah-agus-penyandang-tunanetra-dirikan-rumah-belajar-gratis-bagi-anak

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke