Salin Artikel

Derita Meliasari, Lumpuh Layu dan Ditinggal Orangtua Sejak Bayi

Matanya sesekali terbuka saat neneknya, Sutini, membuka kelambu lusuh tanda sudah lama digunakan untuk menutupi tubuh mungil gadis belia ini.

Sejak usia beberapa hari, Meliasari ditinggalkan kedua orangtuanya, pasangan Sutarno dan Yeni Kusnawati, yang saat itu hanya berpamitan kerja keluar kota.

Tak ada pesan, untuk anak ini, hanya saja kepada kedua orangtuanya agar merawat baik-baik.

Sutarno menikah dengan Yeni yang disebutnya warga Bantul. Keduanya saat itu tinggal di Bantul, dan datang ke rumah membawa anaknya yang saat itu masih bayi.

"Sejak usia 35 hari, dia (melia) dibawa ke sini oleh anak saya (Sutarno) dan istrinya (Yeni) sampai usia 12 tahun ini tidak pernah menengok," kata Sutini saat ditemui disela menerima tamu dari beberapa organisasi yang mengirim bantuan Kamis (6/8/2020).

Saat ini Meliasari hanya bisa terbujur di tempat tidur sederhana dengan dan sedikit penerangan karena memang rumahnya sederhana.

Tak ada jendela di kamar Melia, cahaya didapatkan dari genting kaca yang terpasang. Sedikitnya cahaya ini menyebabkan nyamuk cukup banyak di kamar itu. 


Seolah tidak menghiraukan banyaknya tamu yang datang, Melia sesekali mengedipkan mata dan tidur kembali.

Dia sejak bayi hanya bisa tertidur karena lumpuh layuh yang dideritanya.

Melia kadang dibawa ke dokter digendong jika sedang sakit.

Dia harus mengonsumsi makanan dan minuman bergizi agar tubuhnya tetap sehat. Sementara disisi lain, keluarga ini hidup sederhana.

"Dia itu hanya menangis ketika minta makan atau minum, dan buang air," ucap Sutini.

Beban berat Sutini yang harus mengasuh Meliasari diterimanya dengan ikhlas.

Dia bersama suaminya Yatmo Suwito, harus bergantian bersama kedua anaknya untuk menjaga Melia setiap harinya.

Sutini pun tetap bekerja di ladang bergantian dengan Yatmo.

"Kalau saya tinggal ke ladang ya diasuh kadang budenya atau pakdenya. Ya ndak apa-apa saya menerimanya dengan iklas," ucap dia. 

"Ladangnya harus ditunggu juga karena banyak monyet, saat ini ditanami ketela, kalau tidak ditunggu bisa habis panennya," kata Sutini

Ngatiyem, anak kedua Sutini, mengatakan setiap hari datang ke rumah ibunya untuk membantu ibunya. Melia merupakan anak dari adik ketiganya Sutarno.

"Dulu pas pamit adik saya hanya bilang anaknya ditinggal disini, kalau sudah kerja nanti dikirimi uang. Tetapi hingga saat ini tidak pernah menengok. Entah di mana sekarang di Bantul atau di kota lain," ucap Ngatiyem.

"Saya setiap hari nengok, tetapi mau bagaimana saya sendiri harus mengurus tiga anak juga, dan suami saya juga sudah meninggal dunia," ucap Ngatiyem.

Dari pengamatan Kompas.com, bantuan banyak berdatangan setelah kisah Meliasari diunggah di beberapa akun media sosial.

Dari kelompok organisasi sosial datang ke rumah, termasuk utusan dari Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi yang memberikan bantuan.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/06/13593771/derita-meliasari-lumpuh-layu-dan-ditinggal-orangtua-sejak-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke