Itulah yang dirasakan pasangan suami istri di Kecamatan Sogaeadu, Nias, Sumatera Utara, Ivan Tama Gulo (26) dan Ernawati Gulo (22).
Bayi perempuan mereka yang masih berusia enam bulan, Nadine Sohaga Gulo, mengalami atresia bilier atau kelainan fungsi hati.
Tak tahan terus-menerus menatap buah hatinya kesakitan, pasangan itu selalu berdoa agar putri mereka diberi kesembuhan.
Lantaran kelainan yang dialaminya, perut Nadine membengkak. Kondisi tubuhnya pun lemah.
Ayah Nadine, Ivan, mengemukakan, anaknya sering menangis diduga karena merasakan sakit pada perutnya.
Tangisan Nadine selalu terjadi beberapa menit sekali.
"Kadang juga tidak menangis, tetapi wajahnya menahan untuk tidak menangis. Di situ saya dan istri hanya pasrah dan berserah diri," kata dia.
"Semoga anak kami kuat menahan sakit yang dideritanya," kata sang ayah pilu.
Ayah Nadine, Ivan, hanya bekerja sebagai petani yang menggarap ladang.
Sedangkan sang ibunda adalah seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan.
Nadine pun hanya dirawat seadanya karena kondisi kedua orangtuanya.
Di satu sisi, untuk menyembuhkan Nadine, mereka memerlukan biaya sekitar Rp 2 miliar.
Tak ada yang bisa dilakukan selain memanjatkan doa dan berharap uluran tangan dermawan untuk mengobati penderitaan putri mereka.
Pada April 2020, Nadine sempat dibawa ke Puskesmas Sogaendu dan dirawat dua hari.
Kemudian, ia dirujuk ke RSUD Gunungsitoli dan menjalani perawatan tiga hari.
Saat itu, dokter masih belum mendiagnosis penyakit Nadine.
"Dirawat di RSUD Gunungsitoli, tetapi tidak diketahui adanya penyakit dan kami disuruh pulang," kata Darwis.
Nadine lalu dirujuk ke Rumah Sakit Murni teguh Medan, Sumatera Utara.
Di sana, pihak rumah sakit berencana merujuk Nadine ke RSCM Jakarta untuk operasi pencangkokan hati.
Namun, untuk melaksanakan operasi tersebut, setidaknya dibutuhkan biaya Rp 2 miliar.
"Apalagi yang bisa kami buat? Sudah dua rumah sakit kami kunjungi, tapi tak bisa menangani, dan juga kami tidak mampu mengobati dengan pembiayaan yang begitu besar. Sekarang hanya berharap ada dermawan yang dapat membantu," kata Darwis.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa | Editor : Abba Gabrillin)
https://regional.kompas.com/read/2020/08/06/05450041/wajahnya-menahan-tangis-semoga-anak-kami-kuat-menahan-sakitnya