Salin Artikel

Menyoal Klaim Surabaya Zona Hijau...

Ia juga mengklaim jika angka kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya cukup tinggi.

"Di mana kondisi Surabaya sudah (zona) hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak," kata Risma dikutip dari siaran pers, Senin (3/8/2020).

Perubahan zona hijau tersebut berdasarkan kasian epidemiologi yang diterima Pemkot Surabaya.

Dari laporan itu, transmission rate di Surabaya telah berada di bawah angka satu.

"Dari pakar epidemiologi, dr Ati, disampaikan data sampai dengan 26 Juni 2020 memang hijau, untuk transmission rate-nya itu sudah di bawah 1 kita."

"Bahkan sampai dengan delapan hari kita sudah hijau," kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto saat dikonfirmasi, Selasa (4/8/2020).

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, perubahan warna hijau yang dimaksud Wali Kota Risma bukan pada zona, melainkan warna yang terdapat pada reproduksi efektif (Rt).

Selama dua pekan terakhir, angka reproduksi efektif di Kota Surabaya selalu terkendali.

Selama 14 hari terakhir, terhitung mulai 21 Juli-3 Agustus, Rt di Surabaya kurang dari angka satu. Itu artinya penularan sudah dapat dikendalikan.

Mulai yang semula Rt berwarna merah hingga berangsur kuning dan kini sudah dua pekan terakhir berubah menjadi hijau.

"Ingat loh ya, saya tidak bicara zona, tetapi bicara Rt yang sudah hijau dengan penularan kasus yang sudah dapat dikendalikan."

"Atau teorinya penyakit kemungkinan akan hilang dari populasi. Jadi, sekali lagi angka Rt di Surabaya sudah berwarna hijau," kata Febria di Balai Kota Surabaya, Selasa (4/8/2020).

Sementara itu berdasarkan data tersebut, pada 21 Maret hingga 23 Mei bertepatan dengan PSBB tahap satu dan dua, Rt berwanrna merah. Kemudian pada 24–25 Mei membaik menjadi kuning.

Berikutnya, pada 26 Mei – 04 Juni Rt berubah menjadi warna hijau. Selanjutnya pada 5–6 Juni 2020, Rt berubah menjadi kuning, dan pada 7 Juni berwarna merah.

"Lalu 8–10 Juni masuk warna kuning, pada 11-12 Juni berwarna merah, kemudian 13-15 Juni kembali berwarna kuning. Terus begitu, berubah-ubah sangat dinamis."

"Tetapi yang paling lama warna hijau ini adalah dua minggu terakhir, semoga bisa konsisten," kata Febria.

Dalam Rt ada tiga simbol yang warna yang digunakan untuk menggambarkan angka penularan kasus.

Pertama, warna merah yang artinya angka penularan di atas satu (Rt>1) dan penyakit akan semakin menyebar dan jadi wabah di populasi.

Kedua, warna kuning yang artinya penularan sama dengan satu dan penyakit akan konstan ada, tidak bertambah dan tidak berkurang di populasi sehingga menjadi endemis.

Ketiga, warna hijau yang artinya nilai penularan di bawah satu dan penyakit dapat terkendali. "Nah, Surabaya sudah warna hijau dan artinya penyakit sudah terkendali," ujar dia.

Ia menyebut salah satu penyebab Rt bisa turun adalah sosialisasi dan tes swab serta rapid test yang dilakukan secara massal.

Sebab, ketika tes itu dilakukan, pasti mempercepat deteksi dini atau penemuan dini pasien terkonfirmasi.

Sehingga setelah diketahui hasilnya, pemkot bergerak cepat dan melakukan karantina pasien agar tidak sampai menulari anggota keluarga lain.

"Bukan berarti itu jelek loh ya. Dengan banyaknya kita menemukan yang reaktif itu, maka berarti kita bisa lebih cepat memisahkan."

"Kita bisa deteksi dini dari awal untuk memisahkan pasien konfirm agar dia tidak tertular dengan keluarganya dan teman-temannya," kata Febria.I

Sementara itu, Epidemiolog dari Dinkes Kota Surabaya, Rosita Dwi Yuliandari menambahkan, indikator angka Rt ini merupakan indikator utama untuk bisa tahu apakah pandemi terkendali atau tidak.

Pemkot Surabaya setiap hari terus memantau kondisi tersebut.

"Pantauan secara berkala dilakukan dan dimonitoring perubahannya dalam 14 hari terakhir sesuai masa inkubasi 14 hari penyakit Covid-19 ini."

"Makanya kita pantau terus dan nanti akan kita kolaborasikan untuk menjadi bahan evaluasi dan monitoring kami untuk pemantauan pengendalian kasus tersebut," ujar dia

Khofifah menegaskan yang berhak menentukan status zona sebuah daerah bukan pemerintah daerah tersebut, melainkan pemerintah pusat.

"Yang menentukan status zona bukan pemkot, pemkab, atau pemprov, tapi satgas pusat sepekan sekali," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (4/8/2020) malam.

Ia menyebut jika zonasi penyebaran dirilis seminggu sekali pada Selasa malam melalui sistem informasi Bersatu Lawan Covid-19 atau (BLC).

"Kami (Pemprov Jatim) biasanya juga ikut mengunggah dari BLC untuk update zonasi peta," jelas Khofifah.

Saat dikonfirmasi terkait zona hijau tersebut Kepala Bidang Humas Kementerian Kesehatan Busroni belum mengetahui data yang digunakan oleh Risma.

"Saya belum cek data mana yang digunakan. Saya juga belum tahu. Sebaiknya cek ke Dinkes Jatim dengan Kadinkes-nya, karena data nasional diambil dari provinsi," kata Busroni pada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Dihubungi terpisah, Kadinkes Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan dirinya tidak bisa memastikan mengenai zona hijau Surabaya.

"Lho ya tanya ke Wali Kota Surabaya," katanya saat dihubungi terpisah Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan tidak berwenang mengatakan salah satu wilayahnya termasuk zona apa.

"Lho kok tanya kita?" ujarnya pada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

"Surabaya sama sekali belum hijau, masih merah," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Windhu juga mempertanyakan mengenai sumber data yang digunakan Risma.

"Lha itu dasarnya dari data mana? Katanya dari Kemenkes, padahal Pak Dirjen P2P Kemenkes (dr. Achmad Yurianto) membantah," kata Windhu.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Humas Pemkot Surabaya Jefri mengatakan bahwa Surabaya memang sempat hijau. Namun dia tidak merinci kapan hal itu terjadi.

"Beberapa waktu lalu di website Kemenkes memang sebaran sudah stabil sehingga warnanya hijau. Datanya fleksibel dan terus bergerak," ujar Jefri pada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Berdasarkan peta di laman resmi Jatim Tanggap Covid-19, Kota Surabaya masih berstatus zona merah penyebaran Covid-19.

Dalam peta itu, terdapat beberapa kota lain yang berstatus zona merah, seperti Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Gresik, Kota Malang, Kota Batu, dan Kota Mojokerto.

Sementara itu, data milik pemerintah pusat yang diakses melalui situs covid19.go.id juga mengelompokkan Surabaya dalam kategori wilayah zona merah penularan Covid-19.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman, Achmad Faizal, Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Dheri Agriesta, David Oliver Purba, Sari Hardiyanto)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/05/15050061/menyoal-klaim-surabaya-zona-hijau-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke