Salin Artikel

Menyoal Covid-19 di Wonogiri, 38 Santri hingga 79 Tenaga Medis Terpapar Corona

Pernyataan nihil kasus corona dilontarkan bupati, setelah lima pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.

"Kami sudah zero Covid-19 sejak empat hari lalu. Terakhir lima warga kami yang dirawat sudah sembuh setelah hasil test swab Covid-19 negatif," kata Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo, kepada Kompas.com, Minggu (31/5/2020) siang.

Namun sepekan setelah dinyatakan nihil pasien Covid-19, ada dua pasien positif corona di Wonogiri yakni satu ABK PT Pelni Jakarta dan satu alumnus Pondok Temboro Magetan.

Kuat dugaan ABK Pelni berinisial S tertular dari Jakarta. Sementara D (25) alumnus Pondok Temboro Magetan sempat aktivitas keagamaan di Kabupaten Blora.

Walaupun jumlah pasien corona sempat menurun, kala itu Bupati Wonogiri tak terapkan new normal.

Bupati beralasan jika wilayahnya masih dikepung zona merah seperti wilayah Sukoharjo, Gunungkidul,ponorogo, Karanganyar, Magetan, dan Pacitan.

Klaster tersebut berawal saat pengasuh pondok pesantren berusia 51 tahun dinyatakan positif Covid-19 sepulang dari Demak.

Setelah ditelusuri, ada 6 keluarga pengasuh yang positif Covid-19.

Setelah temuan tersebut dilakukan tracing secara luas. Hingga Jumat (17/7/2020) total ada 38 orang penghuni ponpes yang terkonfirmasi positif.

Sebagai upaya menekan penyebaran virus, Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengisolasi total Desa Sempon, lokasi pondok pesantren itu berada.

Akses keluar masuk desa tersebut kini ditutup dan dijaga Tim Satgas Covid-19.

"Hasil kesepakatan rapat dengan Forpimda, camat, kepala desa untuk sementara Desa Sempon diisolasi total,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, Jumat (17/7/2020) malam.

Pemkab juga melakukan penelusuran secara masif pada warga sekitar yang berkontak erat dengan lingkungan pesantren.

"Kami akan lakukan telusur ulang kontak erat dan kontak sedang pasien positif dengan warga setempat,” jelas Jekek.

Selain Desa Sempon, Pemkab Wonogiri juga mengisolasi empat desa yang berdekatan dengan Pondok Pesantren Sempon.

Menurut Jekek, kasus Covid-19 klaster Sempon memiliki karakter yang berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya.

Tempo penularan di pondok itu begitu cepat dengan kontak erat yang sangat banyak.

“Kontak eratnya begitu dilakukan uji swab mayoritas positif Covid-19,” kata Jekek.

Hingga Selasa (4/8/2020) ada 79 tenaga medis di Wonogiri yang terkonfirmasi positif.

Jumlah tersebut muncul setelah 508 pegawai RSUD dr Soediran Mangun Sumarso mengikuti uji swab setelah dua tenaga medis di rumah sakit milik pemrintah dinyatakan positif Covid-19.

Munculnya pasien corona di kalangan tenaga medis berawal dari dua tenaga kesehatan yang memiliki kontak erat dengan pengasuh Pondok Pesantren Sempon yang dinyatakan positif Covid-19.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan masifnya penularan Covid-19 antartenaga medis disebabkan mobilitas dua tenaga kesehatan yang tertular klaster Pondok Pesantren Sempon cukup tinggi di rumah sakit.

Bahkan, kata Jekek, seorang tenaga medis yang positif Covid-19 beraktivitas satu hari di dalam ruangan menimbulkan dampak penularan yang luar biasa.

Jejek memastikan, tidak akan penambahan jumlah tenaga medis yang positif Covid-19 lantaran seluruh pegawai RSUD Wonogiri dan keluarga tenaga medis sudah mengikuti uji swab dengan hasil negatif.

Dari 79 tenaga medis yang terinfeksi Covid-19, kata Jekek, sebanyak 40 orang sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Tingginya jumlah tenaga medis terpapar Covid-19, Pemkab Wonogiri menerapkan opsi pengkarantinaan khusus tenaga kesehatan RSUD Wonogiri yang positif terpapar Covid-19.

“Kami siapkan bangsal khusus untuk mengkarantina tenaga kesehatan rumah sakit yang terpapar Covid-19,” sebut Jekek.

Hanya saja bila tenaga kesehatan positif Covid-19 tidak memiliki keluarga yang rentan tertular corona maka bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.

Agar pelayanan di rumah sakit tersebut tetap berjalan, Pemerintah Kabupaten Wonogiri menarik dokter dan perawat di rumah sakit swasta untuk pelayanan di rumah sakit milik pemerintah.

"Kami tarik SDM-SDM(dokter dan perawat) yang selama ini fokus di rumah sakit-rumah sakit swasta. Kami tarik mereka untuk memperkuat fungsi pelayanan kesehatan milik pemerintah," ujar Bupati Wonogiri, Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek, kepada Kompas.com, Jumat (24/7/2020).

Menurut Jekek, pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak bisa berhenti lantaran banyaknya pasien yang masih dirawat di rumah sakit."

Untuk itu pelayanan kesehatan akan tetap berjalan dengan didukung tenaga kesehatan dari rumah sakit lain.

Selain itu akan dilakukan pemetaan SDM untuk penjadwalan baru nakes.

Meskipun puluhan tenaga medis di Wonogiri terpapar corona, bupati mengatakan warga tidak perlu takut saat hendak berobat ke RSUD dr Soediran Mangun Sumarso.

Sebab, kata dia, Pemkab Wonogiri telah melakukan sterilisasi seluruh area rumah sakit.

“Kami sudah ambil langkah-langkah khusus. Jangan sampai nanti fasilitas kesehatan menimbulkan klaster baru,” kata pria yang disapa Jekek, Selasa (4/8/2020) malam.

Sterilisasi dilakukan dengan metode penyemprotan disinfektan ke seluruh ruangan dan alat-alat medis.

Dirinya menjamin seluruh fasilitas di rumah sakit steril dan aman. Kendati demikian, warga yang ingin berobat wajib menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/05/12350081/menyoal-covid-19-di-wonogiri-38-santri-hingga-79-tenaga-medis-terpapar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke