Salin Artikel

Soal Klaim Risma Surabaya Jadi Hijau, Kadis: Yang Berubah Bukan Zona, tapi Reproduksi Efektif

Selama dua pekan terakhir, angka reproduksi efektif di Kota Surabaya selalu terkendali.

Selama 14 hari terakhir, terhitung mulai 21 Juli-3 Agustus, Rt di Surabaya kurang dari angka satu. Itu artinya penularan sudah dapat dikendalikan.

Mulai yang semula Rt berwarna merah hingga berangsur kuning dan kini sudah dua pekan terakhir berubah menjadi hijau.

"Ingat loh ya, saya tidak bicara zona, tetapi bicara Rt yang sudah hijau dengan penularan kasus yang sudah dapat dikendalikan. Atau teorinya penyakit kemungkinan akan hilang dari populasi. Jadi, sekali lagi angka Rt di Surabaya sudah berwarna hijau," kata Febria di Balai Kota Surabaya, Selasa (4/8/2020).

Menurut Febria, dalam Rt itu ada tiga simbol warna yang digunakan untuk menggambarkan angka penularan kasus.

Pertama, warna merah yang artinya angka penularan di atas satu (Rt>1) dan penyakit akan semakin menyebar dan jadi wabah di populasi.

Kedua, warna kuning yang artinya penularan sama dengan satu dan penyakit akan konstan ada, tidak bertambah dan tidak berkurang di populasi sehingga menjadi endemis.

Ketiga, warna hijau yang artinya nilai penularan di bawah satu dan penyakit dapat terkendali.

"Nah, Surabaya sudah warna hijau dan artinya penyakit sudah terkendali," ujar dia.

Febria menjelaskan perkembangan Rt mulai dari 26 Februari hingga 3 Agustus 2020.

Berdasarkan data tersebut, pada 21 Maret - 23 Mei atau bertepatan pada PSBB tahap satu dan dua, Rt berwarna merah.

Kemudian pada 24–25 Mei membaik menjadi kuning. Berikutnya, pada 26 Mei – 04 Juni Rt  berubah menjadi warna hijau.

Selanjutnya pada 5–6 Juni 2020, Rt berubah menjadi kuning, dan pada 7 Juni berwarna merah.

"Lalu 8–10 Juni masuk warna kuning, pada 11-12 Juni berwarna merah, kemudian 13-15 Juni kembali berwarna kuning. Terus begitu, berubah-ubah sangat dinamis. Tetapi yang paling lama warna hijau ini adalah dua minggu terakhir, semoga bisa konsisten," kata Febria.

Faktor turunnya angka penularan

Fitria mengklaim penurunan angka penularan itu tidak lepas dari peran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang tak henti melakukan sosialisasi protokol kesehatan.

Risma turun langsung menertibkan warga Kota Surabaya, serta membagikan masker ke jalan, sosialisasi rutin ke berbagai tempat, hingga blusukan menyusuri perkampungan.

"Itu salah satunya mengapa Rt kami bisa turun, karena Ibu Wali tidak pernah berhenti sosialisasi ke masyarakat. Beliau terus melakukan itu sehingga masyarakatnya bisa lebih disiplin lagi," ujar dia.

Selain itu, tes swab dan rapid test yang dilakukan secara massal juga berperan menurunkan angka penularan.

Sebab, ketika tes itu dilakukan, pasti mempercepat deteksi dini atau penemuan dini pasien terkonfirmasi.

Sehingga setelah diketahui hasilnya, pemkot bergerak cepat dan melakukan karantina pasien agar tidak sampai menulari anggota keluarga lain.

"Bukan berarti itu jelek loh ya. Dengan banyaknya kita menemukan yang reaktif itu, maka berarti kita bisa lebih cepat memisahkan. Kita bisa deteksi dini dari awal untuk memisahkan pasien konfirm agar dia tidak tertular dengan keluarganya dan teman-temannya," kata Febria.

Ia berharap Rt dapat terus terkendali, meskipun terkadang data bergerak sangat dinamis.

Karena itu dibutuhkan peran masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Pertama jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS), serta disiplin pakai masker. Kalau displin dan patuh kita bisa mengendalikan ini dan tidak tertular,” ungkap dia.

Sementara itu, Epidemiolog dari Dinkes Kota Surabaya, Rosita Dwi Yuliandari menambahkan, indikator angka Rt ini merupakan indikator utama untuk bisa tahu apakah pandemi terkendali atau tidak.

Pemkot Surabaya setiap hari terus memantau kondisi tersebut.

"Pantauan secara berkala dilakukan dan dimonitoring perubahannya dalam 14 hari terakhir sesuai masa inkubasi 14 hari penyakit Covid-19 ini. Makanya kita pantau terus dan nanti akan kita kolaborasikan untuk menjadi bahan evaluasi dan monitoring kami untuk pemantauan pengendalian kasus tersebut," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim wilayahnya telah berubah menjadi zona hijau atau risiko rendah penularan virus corona.

Risma mengatakan, angka kesembuhan kasus Covid-19 di Surabaya juga cukup tinggi.

"Di mana kondisi Surabaya sudah hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak," kata Risma dikutip dari siaran pers, Senin (3/8/2020).

https://regional.kompas.com/read/2020/08/04/20151441/soal-klaim-risma-surabaya-jadi-hijau-kadis-yang-berubah-bukan-zona-tapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke