Hal tersebut menyalahi pedoman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha menegaskan, telah memperhitungkannya secara matang dan terukur.
Antara lain para siswa masih terlihat tak mengenakan masker dan tidak jaga jarak.
Dari sisi guru, diketahui mereka tidak melakukan rapid test sebelum tahun ajaran baru dimulai.
Namun ada juga sekolah yang sudah tertib menerapkan protokol kesehatan, seperti dengan memasang sekat plastik di bangku siswa.
"Satgas lebih paham"
Syarif meminta agar masyarakat tidak menyamaratakan cara penanganan di daerahnya dengan daerah di Jawa.
"Tidak bisa disamaratakan dengan Jawa. Ini keputusan kami. Satgas kami yang lebih paham. Kami coba dulu, kami tidak melihat zona kuning atau hijau di sini," kata Syarif usai meninjau kegiatan sekolah di SDN 28 Kota Jambi, Senin (13/7/2020).
Dia melihat perkembangan kasus Covid-19 di daerahnya sudah semakin menurun dan dinilai terkendali.
Sebab dari 32 orang positif Covid-19 yang dirawat, 30 orang di antaranya sudah keluar.
"Sebelumnya kami sudah melakukan relaksasi ekonomi, kemudian relaksasi sosial dan yang terakhir relaksasi bidang pendidikan," kata Syarif.
Alasan lain ialah karena masih banyak siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring karena kondisi ekonomi.
Saat ini, menurutnya, memang baru 50 persen siswa yang hadir ke sekolah.
Namun dia yakin akhir bulan ini, seluruh siswa bakal hadir mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Meski demikian, Syarif juga tidak memaksakan kehadiran siswa jika memang tidak memungkinkan.
"Sekarang tidak ada paksaan. Kalau ada yang sakit asma misalnya, tidak disarankan masuk. Belajar daring saja dulu," tutup Syarif.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Suwandi | Editor: Farid Assifa)
https://regional.kompas.com/read/2020/07/14/13271511/nekat-terapkan-sekolah-tatap-muka-wali-kota-jambi-ini-keputusan-kami-satgas