Kapten Ikhlas mulai mengalami gejala seperti orang terjangkit virus corona pada 28 Mei 2020.
Awalnya, Ikhlas merasakan tidak enak badan, kehilangan indra pengecap, hingga hilang selera makan.
Dia kemudian memeriksakan diri ke rumah sakit dan diminta untuk mengisolasi diri secara mandiri.
Selama dua hari menjalani isolasi mandiri, Ikhlas yang sering merasakan dadanya berdebar kembali memeriksakan diri ke rumah sakit.
“Hasilnya tensi darah yang lebih tinggi dari pemeriksaan sebelumnya,” ucap Ikhlas seperti ditayangkan Kompas TV, Kamis (2/7/2020).
Kapten Ikhlas kemudian diperiksa swab tenggorokannya pada 1 Juni 2020. Hasilnya dia positif terjangkit virus corona.
Ikhlas kemudian menjalani isolasi di BPSDM Banjarbaru.
Selama menjalankan isolasi, Ikhlas mengaku banyak mengerjakan kegiatan positif. Dia pun jadi lebih giat beribadah.
“Tepat Subuh 28 Juni itu saya telah mengkhatamkan Al Quran,” ucap Ikhlas.
Kepala Jasmani Korem 101/Antasari ini juga bercerita, selama dikarantina dia dilayani dengan baik.
Namun, Ikhlas merasa faktor utama kesembuhannya adalah pikiran positif yang membantu kondisi fisik tetap terjaga dan cepat sembuh.
“Karantina itu memang disiapkan kita untuk lebih fresh. Modal utama mungkin 80 persen adalah persoalan pikiran. Jadi kalau pikiran kita enjoy, selesai itu, hanya tentang menunggu dengan kegiatan positif”, terang Noor Ikhlas.
Perjuangan Kapten Ikhlas untuk sembuh mendapat apresiasi dari Danrem 101/Antasari, Brigjen Firmansyah.
Menurut Firmansyah, sikap Ikhlas yang mau menjalani karantina sebagai kesadaran mencegah penularan virus corona patut ditiru masyarakat.
“Saya mengharapkan karena masih ada di luar sana yang begitu bergejala takut berobat, takut dinyatakan corona, diisolasi dan dikucilkan, tidak demikian,” sebut Firmansyah.
“Kalau semua orang bisa seperti Pak Ikhlas, saya yakin dan percaya cepat kita bisa mengalahkan corona," sambungnya.
https://regional.kompas.com/read/2020/07/02/23541151/cerita-kapten-ikhlas-yang-lawan-virus-corona-dengan-pikiran-positif