Salin Artikel

"Booming" Sepeda, Yogyakarta Rencanakan Desain Aturan Khusus

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Bersepeda saat ini booming di Yogyakarta. Hampir setiap hari dapat dijumpai warga masyarakat baik tua maupun muda gowes melintasi jalan-jalan di Yogyakarta. Ada yang sendiri, hingga bersama-sama.

Terkait trend ini, Dinas Perhubungan DIY berencana akan menyusun desain khusus untuk bersepeda.

"Kalau saya baru saya rapatkan dengan perguruan tinggi, penggiat sepeda," ujar Kepala Dinas Perhubungan DIY, Tavip Agus Rayanto, saat dihubungi, Selasa (30/06/2020).

Tavip menyampaikan, dari hasil rapat tersebut nantinya akan dijadikan draf.

Kemudian, draf tersebut dipresentasikan ke Gubernur DIY dan Walikota Yogyakarta.

"Dari draf yang ada, saya akan menulis surat mohon waktu paparan ke gubernur dan walikota. Nanti dari paparan itu seperti apa akan saya tindaklanjuti, minggu-minggu ini Insya Allah suratnya sudah sampai ke gubernur," ungkapnya.

Menurutnya, bersepeda di satu sisi membuat emisi gas buang menjadi rendah 20 sampai 30 persen. Sebab, orang beralih dari kendaraan bermotor ke sepeda.

Selain itu, bersepeda juga untuk olahraga agar badan menjadi sehat. Namun demikian eforia yang terjadi saat ini menimbulkan problem tersendiri, salah satunya tidak adanya jalur khusus pesepeda.

"Problemnya kan kemudian ketika booming, ketidakteraturan, ketidaktertiban. Jalur khusus juga nggak ada, nah inilah kemudian kita butuh mengatur," tegasnya.

Di sisi lain, booming-nya bersepeda juga berdampak positif dalam sektor ekonomi. Sebab penjual sepeda menjadi laku. Selain itu warung-warung kecil juga bergeliat kembali karena para pesepeda.

"Multiplier efeknya dari booming bersepeda ini luar biasa, terutama dalam bidang ekonomi. Cuman sekarang yang penting itu kemudian membikin tertib dijalan, inilah yang sekarang kita diskusikan dengan situasi DIY," tandasnya.

Tavip mencontohkan, di luar negeri trotoar memang didesain untuk pejalan kaki dan bersepeda. Sedangkan trotoar di DIY hanya untuk pejalan kaki. Itupun juga masih ada masyarakat yang mendirikan warung di trotoar.

"Kalau di luar negeri itu kan pejalan kaki maupun pesepeda itu ya di trotoar tidak menggunakan badan jalan. Nah kalau kita kan menggunakan badan jalan, makanya banyak kecelakaan, trotoarnya malah untuk warung," bebernya.

Sementara itu, Sekda DIY Kandarmata Baskara Aji mengatakan bersepeda memang saat ini sedang booming di Yogyakarta.

"Saya kira teman-teman ini euforia bersepeda, ini tidak hanya melanda Yogya, bukan hanya Indonesia tapi seluruh dunia," ungkapnya.

Bersepeda ini, imbuhnya, dalam rangka berolahraga. Selain itu juga berekreasi. Sehingga rute bersepeda yang dipilih sesuai dengan keinginanya masing-masing.

"Ya karena jumlahnya banyak ada yang belum ahli betul naik sepeda, tentu perlu hati-hati itu perlu diperhatikan. Ambilah jalur-jalur yang tidak berbahaya, jangan ambil jalur yang banyak bus, banyak kendaraan yang kencang-kecang," bebernya.

Baskara Aji berharap agar aktivitas bersepeda tidak hanya hanya dilakukan saat pandemi Covid-19. Namun bisa menjadi gaya hidup masyarakat di Yogyakarta.

Di saat pandemi saat ini, bersepeda juga harus menaati protokol kesehatan, seperti memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan memakai sabun.

"Sekolah, bekerja atau melakukan aktivitas transportasinya sepeda, kalau itu dilakukan akan lebih baik,"

Disampaikannya, saat ini Dinas Perhubungan Provinsi DIY dan kabupaten/kota sedang membuat desain untuk bersepeda.

"Ini teman-teman Dinas Perhubungan sedang membuat desain kira-kira jalur sepeda itu bisa diamankan. Artinya nanti kita akan melihat potensi pesepeda itu seperti apa, kondisi jalan kita seperti apa itu yang nanti akan ditata,"ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/30/16240721/booming-sepeda-yogyakarta-rencanakan-desain-aturan-khusus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke