Salin Artikel

55 Tahun Harian Kompas, Gelar Selamatan Bersama Warga Yogya dan Pameran Foto

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Memperingati ulang tahun ke -55, Harian Kompas mengelar acara kenduri selamatan bersama warga masyarakat dan pameran foto.

Acara yang digelar di Omah Petroek, Kampung Karang Kletak, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman mengusung tema "Ritual Merakit Harapan Baru Menuju New Normal" .

Acara ulang tahun Harian Kompas di Yogyakarta digelar dengan sederhana. Acara diawali dengan upacara tradisi kenduri selamatan bersama masyarakat.

Masyarakat datang dengan mengenakan baju Jawa lengkap dengan blangkon.

Acara kenduri selamatan yang dilaksanakan di Taman Yakopan ini dibuka dengan tarian dari sanggar SANG Yogyakarta. Hadir dalam acara kenduri selamatan ini, Budayawan Romo Sindhunata.

"Pertama tentu saja untuk menyambut 55 tahun Kompas," ujar Romo Sindhunata saat ditemui usai acara di Omah Petroek, Kampung Karang Kletak, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Minggu (28/6/2020).

Budayawan sekaligus mantan wartawan Harian Kompas ini menyampaikan acara kenduri ini selain dalam rangka ulang tahun Harian Kompas ke -55, secara umum juga untuk meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa gar pandemi Covid-19 segera berlalu.

Selain itu juga meminta agar seluruh masyarakat diberikan keselamatan dari pandemi yang terjadi saat ini.

Kegiatan ini juga dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan. Masyarakat duduk dengan jarak dan mengenakan masker.

"Yang paling penting bahwa ini saatnya Kita memohon. Kita tidak sendiri tetapi, meminta betul-betul Tuhan menemani kita, dan karena itu perlu doa bersama, dengan tulus kita meminta," ungkapnya.

Romo Sindhunata menuturkan acara ini mengusung tema "Merakit Harapan Baru Menuju New Normal".

"Semoga kita betul-betul sanggup menghadapi new normal ini dan lebih-lebih supaya pagebluk ini Covid-19 segera berlalu karena kebersamaan dan sungguh-sungguh kita berdoa ditengah alam terbuka seperti ini," tegasnya.

Menurutnya di saat situasi saat ini, Kompas harus terus menimba inspirasi dari rakyat seperti semboyanya " Amanat Hati Nurani Rakyat". Karena pandemi Covid-19 ini berdampak pada semua bidang termasuk kehidupan masyarakat.

"Perlu diperhatikan karena virus ini akan terjadi banyak kemiskinan, orang kehilangan kerja, maka ini betul-betul nurani rakyat menjadi sangat relevan untuk diperhatikan. Saya kira tidak hanya bagi Kompas tetapi bagi media, karena ini masalah yang sangat riil," urainya.

Selain acara kenduri Selamatan, digelar juga pameran foto di Omah Petroek. Foto-foto yang dipamerkan ini semuanya karya jurnalis-jurnalis Harian Kompas.

"Ini karya banyak teman-teman dari Kompas, ada Munir, ada peristiwa demonstrasi mahasiswa. Kita ingin betul-betul meramaikan supaya ada greget kita, tidak mati gitu lho, karena selama ini kita rasanya terbenam, tenggelam dan tidak bisa apa-apa," ungkapnya.

Pameran foto dalam rangka ulang tahun Harian Kompas ke-55 ini dibuka setiap hari di Omah Petroek, Kampung Karang Kletak, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.

Sementara itu, salah satu seniman sanggar SANG Yogyakarta, Muhammad Shodiq menjelaskan tarian yang ditampilkan berjudul "Wenang Kinasih".

Karya tari berjudul "Wenang Kinasih" ini khusus untuk acara ulang tahun Harian Kompas ke-55. Tarian ini juga dikaitkan dengan situasi saat ini yakni pandemi Covid-19.

"Jadi ini dari konsep filosifi empat kiblat limo pancer, di sini pancernya manusia yang mempunyai kewemangan mengatur hidupnya, memperjuangkan hidupnya, menentukan hidupnya. Kinasih ini bagi kami, bahwa manusia itu diberikan kewenangan untuk berbuat baik atau kasih," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/28/21263951/55-tahun-harian-kompas-gelar-selamatan-bersama-warga-yogya-dan-pameran-foto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke