Salin Artikel

Kisruh Program PKH di Ogan Ilir, Warga Menduga Ada Pemotongan Dana

Pasalnya sejumlah warga dari beberapa desa di kabupaten tersebut mengeluhkan dugaan pemotongan jumlah uang yang seharusnya mereka terima.

Persoalan kartu ATM yang tidak dipegang oleh warga penerima PKH juga menjadi perhatian.

Seperti di Desa Pipa Putih, Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir, sejumlah ibu-ibu penerima bantuan PKH mengeluhkan uang yang mereka terima bulan ini tidak sesuai dengan jumlah yang mereka terima sebelumnya.

Padahal, menurut ibu-ibu tersebut, mereka juga sebagai penerima bantuan untuk warga terdampak Covid-19.

Namun uang yang mereka terima malah berkurang drastis dari sebelumnya.

Ada yang menerima cuma Rp 100.000 untuk bulan ini.

Padahal, pada bulan sebelumnya mereka menerima Rp 300.000.

Bahkan ada seorang ibu yang tidak menerima sekalipun bulan ini.

Para ibu-ibu juga heran karena kartu ATM atas nama mereka, tapi mereka tidak boleh menguasainya.

Kartu dipegang oleh ketua kelompok.

"Saya tidak mengambil sendiri ke bank uangnya, tapi mengambil ke ketua kelompok. Kartu ATM juga dipegang ketua kelompok," kata Diana salah seorang ibu rumah tangga yang menerima program PKH pendidikan, Selasa (23/6/2020)

Sementara Rohima warga lainnya mengaku belum menerima sama sekali dana PKH pada bulan ini.

"Sebelumnya saya masih dapat Rp 400.000, Rp 350.000, Rp 250.000 per tiga bulan. Kemarin awal Covid-19 saya juga masih menerima. Tapi bulan ini saya tidak menerima, alasannya hanya dikatakan bulan ini tidak menerima. Padahal katanya itu bantuan Covid-19 yang tidak ada hubungan dengan PKH," kata Rohima.


Bantah ada pemotongan

Ketua kelompok 6 penerima PKH Desa Pipa Putih Masnah membantah ada pemotongan uang PKH untuk warga.

Menurut Masnah, uang yang diterima warga jumlahnya memang sudah sesuai dengan yang ada di dalam buku tabungan.

"Jumlah uang yang diterima memang sudah sesuai dengan komponen masing-masing penerima, berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 500.000," kata Masnah.

Masnah juga membantah disebut menyimpan kartu ATM milik penerima PKH.

Menurut Masnah, kartu ATM dan buku tetap dipegang oleh warga penerima.

"Kartu ATM dikatakan dipegang oleh ketua kelompok juga tidak benar. Kartu ATM itu dipegang oleh masing-masing penerima. Cuma saat ada program pembagian beras saja kartu ATM kami pegang, itu pun sudah kami kembalikan," kata Masnah.

Keterangan dinas terkait

Kepala Dinas Sosial Ogan Ilir Irawan Sulaiman mengatakan, sejauh ini di Ogan Ilir belum ditemukan bukti adanya pemotongan dana PKH.

Apabila nantinya ditemukan, maka akan direkomendasikan ke Kementerian Sosial untuk diberikan sanksi seusai tingkat kesalahan.

Menurut Irawan, jumlah uang yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) berbeda-beda sesuai komponen KPM.

"Secara rinci yang paham jumlah yang diterima itu Korkab PKH. Sejauh ini yang kami tindak lanjuti belum ada yang terbukti tentang pemotongan tersebut," kata Irawan.

Kisruh program PKH di Ogan Ilir tidak hanya terjadi di Desa Pipa Putih.

Sebelumnya belasan ibu-ibu di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Indralaya, juga mendatangi rumah kepala desa dan melaporkan hal yang sama.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/23/21521211/kisruh-program-pkh-di-ogan-ilir-warga-menduga-ada-pemotongan-dana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke