Salin Artikel

DBD di Kepri Dinilai Lebih Mengkhawatirkan Dibandingkan Covid-19

Bahkan dari angka tersebut, dilaporkan satu pasien meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan, kasus DBD lebih mengkhawatirkan daripada virus corona saat ini.

Menurut Tjetjep, pada Januari 2020 terdapat 80 kasus demam berdarah di Kepri.

Jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 480 kasus dalam empat bulan.

“Namun sepanjang 2019, dari 900-an kasus, sedikitnya ada 13 pasien yang meninggal dunia,” kata Tjetjep saat dihubungi, Jumat (19/6/2020).

Menurut Tjetjep, kasus tertinggi terjadi di Batam dengan angka 229 kasus.

Kemudian Tanjungpinang 108 kasus; Kabupaten Karimun 91 kasus; Bintan 20 kasus; Lingga 15 kasus; Natuna 11 kasus; dan Kabupaten Anambas 8 kasus.

“Penyakit paling banyak di Kepri yakni demam berdarah dan angka tertinggi di terdapat di Batam," kata Tjetjep.


Menurut Tjetjep, saat ini masyarakat diminta untuk waspada terhadap DBD.

Apalagi Kepri mulai memasuki musim hujan.

Bahkan, jika dilihat dari kasus yang ada, DBD di Kepri meningkat sangat signifikan.

Tjejep menambahkan, apabila ada seseorang di dalam keluarga terserang demam, sebaiknya jangan diabaikan atau segera melakukan penanganan sendiri.

Kemudian sesepatnya dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

“Masyarakat diimbau senantiasa menerapkan pola hidup sehat, jaga kebersihan lingkungan guna pencegahan nyamuk berkembang biak," kata Tjetjep.

Tjetjep berharap, rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kepri fokus dengan penanganan demam berdarah.

Begitu juga dengan masyarakat yang harus perduli dengan penyakit ini.

“Mulai dari sekarang secara teratur membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti air penampungan kulkas, tempat penampungan dispenser, bak penampungan air, alas pot bunga, aquarium atau tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk demam berdarah tersebut.” kata Tjetjep.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/19/19220631/dbd-di-kepri-dinilai-lebih-mengkhawatirkan-dibandingkan-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke