Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 30 April 2020, Gubernur Sultra Ali Mazi kala itu mengatakan menolak kedatangan TKA asal China karena bertentangan dengan suasa kebatinan masyarakat Sultra di tengah pandemi Covid-19.
“49 TKA yang lalu saja kita sudah babak belur. Suasana kebatinan masyarakat menghadapi corona, tidak tepat dengan memasukkan TKA asal Cina,” katanya.
Namun pernyataan Ali Mazi berubah. Pada Selasa (16/6/2020), ia menyatakan telah mengizinkan 500 TKA asal China datang ke Konawe, Sultra karena kedatangan para TKA China sudah ada izin dari pemerintah pusat.
"Kita pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat," kata Ali saat diwawancarai Kompas TV, Selasa (16/6/2020).
Ali juga mengatakan kedatangan pada TKA China sudah sesuai dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan mengikuti aturan pemerintah.
"Dukunglah investasi yang ada di Sultra ini, sehingaa pasca-covid ini kita sudah bisa bangkit. Mereka sudah boleh datang. Mereka sudah melakukan karantina" katanya dikutip dari Antara.
Para TKA China akan datang ke Sultra secara bertahap. Di tahap pertama, ada 146 TKA yang dijadwalkan tiba pada 23 Juni 2020. Kedatangan mereka didampingi oleh empat tenaga medis.
Abdurrahman mengatakan ada dugaan sebagian besar TKa China di kawasan industri Morosi menyalahgunakan visa. Mereka diduga menggunakan visa kunjungan.
Tak hanya itu, Abdurrahman juga tidak yakin jika 500 TKA China yang datang adalah tenaga ahli.
“Coba kita jujur bahwa 80 hingga 90 persen TKA yang masuk di Indonesia menggunakan visa kunjungan dan ini sangat merugikan negara. Tidak ada kontrol dari negara karena ada segelintir orang yang menutup-nutupi kejadian ini,” kata Abdurrahman dikonfirmasi, Rabu (17/6/2020).
Sementara itu External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto mengatakan 500 TKA China yang datang adalah tenaga teknis yang bekerja secara temporer dan bukan untuk waktu lama.
Para TKA tersebut akan mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS. Pengerjaan tungku smelter tersebut diklaim dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
Terkait penerimaan ribuan karyawan itu, menurut dia, saat ini sudah selesai dilakukan perekrutan.
"Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya," kata Indrayanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).
"Bisa ada kemungkinan mereka dirumahkan dahulu tanpa mendapat gaji, atau bahkan bisa PHK. Tentunya hal ini tidak kami harapkan, perusahaan juga berusaha agar hal ini tidak terjadi," kata dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Kiki Andi Pati | Editor: Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Candra Setia Budi)
https://regional.kompas.com/read/2020/06/17/15350051/izinkan-500-tka-china-bekerja-di-konawe-gubernur-dukung-investasi-di-sultra