Saat ini 'bangkai' pesawat masih berada di lokasi dan belum dievakuasi petugas, karena masih dalam proses investigasi.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyebutkan bahwa proses investigasi memerlukan waktu.
"Kami akan melaksanakan investigasi yang nantinya diharapkan dapat menemukan jawaban dari penyebab kecelakaan ini.
Investigasi akan dilakukan selama dua minggu," sebut Fadjar saat konferensi pers di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin.
Pilot dengar suara aneh sebelum jatuh
Berdasarkan kejadian awal, pesawat tempur tersebut jatuh karena kehilangan tenaga.
Pilot pesawat Lettu Pnb Aprianto Ismail awalnya sempat mendengar suara aneh pada pesawat dan diikuti dengan warning life atau hidupnya lampu peringatan apabila terjadi gangguan pada pesawat.
Tak lama setelah itu, mesin pesawat kehilangan tenaga. Namun, komunikasi pilot saat itu masih normal.
Penerbang juga sempat melaporkan bahwa ia mengalami pesawat kehilangan tenaga karena terjadi kerusakan mesin.
Setelah itu, pilot melakukan ejection seat atau loncat dari pesawat dengan kursi pelontar.
Pilot selamat
Beruntung sang pilot selamat dari kecelakaan tersebut. Sedangkan pesawat jatuh dan menimpa dua unit rumah hingga terjadi kebakaran.
Diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat tempur TNI AU jatuh di kawasan pemukiman warga di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (15/6/2020) pagi.
Kepala Desa Kubang Jaya, Tarmizi saat dihubungi kompas.com membenarkan insiden tersebut.
"Iya benar pesawat. Pesawat tempur ini (yang jatuh). Pilotnya selamat," kata Tarmizi melalui sambungan telepon, Senin.
Dia mengaku mendapat informasi pesawat itu jatuh sekitar 07.30 WIB. Lokasinya tak jauh dari SMPN 01 Siak Hulu.
"Jatuhnya pesawat di permukiman penduduk dan saya sekarang lagi di lokasi," pungkas Tarmizi.
https://regional.kompas.com/read/2020/06/16/05305231/investigasi-pesawat-tni-au-jatuh-di-rumah-warga-butuh-waktu-2-minggu