Salin Artikel

Penjelasan BKSDA soal Penyebab Babi Hutan Berkaki Aneh di Banyumas

BANYUMAS, KOMPAS.com - Babi hutan berkaki aneh yang dipelihara warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, disebabkan akibat kelainan genetik.

Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Cilacap Dedi Rusyanto mengatakan, kelainan genetik pada satwa terjadi akibat adanya perkawinan sedarah.

"Biasanya keturunan yang tidak normal itu karena faktor gen, perkawinan keluarga dekat, terjadilah penurunan kualitas, bisa menjadi mudah sakit, bisa terjadi cacat," kata Dedi saat dihubungi, Senin (15/6/2020).

Faktor lain, kata Dedi, dapat juga karena gangguan kehamilan pada induk babi hutan, seperti terjatuh akibat dikejar predator di habitatnya.

Kemungkinan lain yaitu akibat perubahan topografi atau perubahan iklim yang sangat ekstrem di habitatnya.

"Tapi biasanya lebih condong atau mendekati karena faktor genetika, karena dekatnya perkawinan keluarga indukan. Itu kan bisa terjadi juga pada manusia dan tumbuhan," jelas Dedi.

Terkait makanan dan minuman yang diberikan kepada babi hutan tersebut, menurut Dedi, tidak lazim.

"Bisa jadi faktor stres, karena tidak ada pakan dalam jeda waktu tertentu. Tapi bila di kondisi normal saya yakin kembali ke pakan kebiasaannya. Tidak lazim babi hutan makan seperti itu, hanya kadang mau di situasi tertentu," ujar Dedi.

Dedi mencontohkan, sapi pada dasarnya tidak pernah memakan dedaunan kering. Namun, karena kondisi tertentu sapi terbiasa makan dedaunan kering.

"Sapi tersebut terkondisi karena situasi, misal beberapa hari enggak dikasih makan, kemudian dikasih daun kering, mau. Itu pengalaman kami beberapa kali melihat dan pengamatan di lapangan," kata Dedi.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dihebohkan dengan temuan babi hutan berkaki aneh.


Babi hutan yang dipelihara Tukiran alias Bawor itu memiliki jari-jari seperti ayam, berukuran besar, dan panjang.

Pada setiap kakinya, terdapat empat jari dengan ukuran panjang yang bervariasi.

Lebih aneh, Bawor menyebut babi tersebut enggan makan makanan mentah.

Setiap pagi, babi hutan tersebut diberi makan nasi dan minum teh atau kopi.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/15/16311511/penjelasan-bksda-soal-penyebab-babi-hutan-berkaki-aneh-di-banyumas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke