KOMPAS.com - Bupati Barito Kuala Noormiliyani memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Hal itu dilakukan menyusul adanya kasus salah seorang warganya yang ditolak biaya pengobatannya oleh BPJS.
Padahal, salah seorang warganya tersebut diketahui sedang kritis karena mengalami penyakit bocor jantung.
Sementara di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, warga dihebohkan dengan beredarnya telur infertil.
Telur infertil sejatinya adalah telur yang digunakan untuk bibit ternak ayam.
Namun karena gagal menetas, belakangan justru ada oknum tak bertanggung jawab yang menjualnya dengan harga murah.
Padahal telur jenis tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
Terkait dengan hal itu, Satgas Pangan Kota Tasikmalaya beberkan sejumlah cara untuk mengenali telur infertil kepada masyarakat.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.
Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya:
Bupati Barito Kuala Noormiliyani geram dengan layanan BPJS Kesehatan.
Hal itu menyusul dengan adanya kasus salah seorang warganya yang masih balita ditolak biaya pengobatannya oleh BPJS Kesehatan.
Padahal, balita tersebut diketahui sedang kritis karena menderita bocor jantung.
Karena adanya kejadian itu, Noormiliyani akhirnya memutuskan kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
"BPJS seperti tidak ada rasa kemanusiaan, saya sendiri menangis melihat apa yang diderita bocah dengan bawaan penyakit jantung bocor. Mengapa mereka seakan tidak iba?" jelas Noormiliyani dalam keterangan resminya, Kamis (11/6/2020).
Temuan kasus penjualan telur infertil di Kota Tasikmalaya menjadi perhatian sejumlah pihak.
Pasalnya, telur yang diperjualbelikan tersebut sebenarnya tak layak konsumsi.
Lantaran telur itu sejatinya untuk bibit, namun gagal menetas.
Menyikapi hal itu, salah seorang petugas Satgas Pangan Kota Tasikmalaya Wilda Ardiansyah memberikan sejumlah cara kepada masyarakat untuk mendeteksi telur infertil.
Beberapa cara mengenali telur infertil itu di antaranya adalah harganya cenderung lebih murah, warna telur terlihat lebih putih dan kuning telur tidak sempurna.
Aksi seorang seniman berinisial TM menghebohkan warga Surabaya.
Pasalnya, dalam rekaman video yang viral di media sosial tersebut, TM mengatakan virus corona tidak ada.
Ia justru menilai virus corona selama ini hanya akal-akalan pemerintah untuk memanfaatkan anggaran.
"Kalau ada yang masih terpapar, saya akan bertanggung jawab. Saya akan mencoba, saya akan datang ke rumah sakit kalau diminta pemerintah. Saya akan menyedot Covid-19. Kalau saya tidak mati, berarti sudah tidak ada corona," ujar TM.
Terkait pernyataannya itu, TM akhirnya dipanggil Polda Jawa Timur.
Hanya saja sampai saat ini yang bersangkutan masih dilakukan pemeriksaan.
Seorang warga di Solo, Jawa Tengah, bernama Yohanis Budi Santoso (21), tewas setelah lehernya tersayat benang layangan.
Peristiwa naas itu terjadi pada Kamis (11/6/2020).
Saat itu dirinya sedang mengendarai sepeda motor.
Namun, tak sengaja saat melintas di Jalan Tangkuban Perahu, Mojosongo, justru lehernya tersayat benang layangan yang melintang di jalan.
Akibatnya, urat lehernya putus dan meninggal dunia.
"Saat itu korban sempat bangun melepas benang layangan yang mengikat lehernya. Karena darah dari leher terus keluar, tidak kuat, korban terjatuh lagi," kata saksi mata Agus (33) saat ditemui tak jauh dari lokasi kejadian di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/6/2020).
Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Pemkab Bondowoso, Harry Patriantono mengaku meminta maaf, terkait video TikTok-nya dengan seorang perempuan viral dan menjadi perhatian masyarakat.
Ia mengaku video tersebut dibuat hanya untuk mengisi kepenatan dan tidak punya motif apapun.
“Saya tidak dalam keadaan mesum, tidak dalam berangkulan, cuma buat TikTok saja,” kata Harry, kepada Kompas.com, saat dihubungi via telepon, Jumat (12/6/2020).
Meski hanya sekedar hiburan, namun dirinya menyadari bahwa hal itu tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pejabat.
“Karena saya sebagai seorang pejabat, di mana saya harus jadi contoh, disitulah khilafnya saya, salahnya saya,” terang dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Bagus Supriadi, Labib Zamani, Irwan Nugraha | Editor : Robertus Belarminus, Dony Aprian, Michael Hangga Wismabrata, Teuku Muhammad Valdy Arief)
https://regional.kompas.com/read/2020/06/13/06000041/-populer-nusantara-bupati-barito-kuala-stop-kerjasama-dengan-bpjs-kesehatan