Salin Artikel

Curiga Harga Murah, Satgas Pangan Temukan Telur Infertil Dijual di Pasar Tasikmalaya

Petugas awalnya curiga karena harga dari pedagang tersebut sangat murah mencapai Rp 15.000 per kilogram, padahal saat ini harga telur lokal di lokasi sama mencapai Rp 22.000 sampai Rp 24.000 per kilogram.

"Awalnya kita mendapatkan laporan dari warga pasar yang memberitahukan ada salah satu pedagang telur baru di pinggir jalan yang menjual harga rendah Rp 15.000 sampai Rp 17.500," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi, kepada wartawan, Selasa siang.

"Mereka pun aneh salah satu komoditi bahan pokok tersebut tak sesuai harga pasaran normal. Saat kita cek, pedagang itu menjual telur infertil," lanjutnya. 

Tedi menambahkan, selama ini penjualan telur infertil atau hatched egg (HE) melanggar Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam RAS dan Telur Konsumsi.

Dalam peraturan tersebut perusahaan integrator yang kedapatan menjual telur HE akan dikenakan sanksi peringatan tertulis, penghentian kegiatan, hingga sanksi terberat penghentian kegiatan usaha.

"Telur infertil atau HE atau tertunas ini nantinya bakal menjadi anak ayam dan biasanya kalau pada suhu yang cocok bisa menjadi anak ayam tetapi selama ini disimpan di ruangan tidak cocok makanya pertumbuhan tak sempurna. Akan tetapi, telur infertil menjadi mati dan akhirnya membusuk dan jika dikonsumsi jelas menganggu kesehatan," tambah Tedi.

Cara membedakan telur infertil dengan telur biasa

Secara sepintas, lanjut Tedi, bentuk telur ini sama dengan telur biasanya yang dijual di pasaran.

Namun, bedanya telur ini saat dimasak terdapat perbedaan rasa, bentuk yang pecah tak bulat dan biasanya malah ada yang busuk.

Biasanya pun, telur ini dijual oleh pedagang dengan harga sangat murah di bawah harga pasaran.


"Makanya saat sidak, penjual ini mengaku baru berdagang di pinggir jalan beberapa bulan lalu dekat pasar selama masa pandemi corona. Lapaknya pun di depan sebuah toko. Penjualnya pun berasal dari luar daerah yang suha agak lama tinggal di Tasikmalaya," ungkapnya.

Petugas Satgas Pangan Kota Tasikmalaya, Wilda Ardiansyah menjelaskan, untuk membedakan telur biasa dengan telur infertil bisa dilakukan secara kasatmata.

Namun, secara fisik warna telur infertil itu lebih putih dan telur biasa berwarna agak kemerahan.

Tapi jika diteropong bagi telur infertil terlihat hitam ada bakal embrio dan kalau dipecahkan kuningnya tidak ada karena seharusnya telur itu menetas tapi malah dijual.

Berbahaya bagi kesehatan

"Telur infertil dilarang dijual karena sebelum dijual disemprot zat kimia terlebih dahulu dan zat kimia itu juga berbahya jika dikonsumsi. Kami meminta agar masyarakat harus lebih bijak membeli, terutama dilihat dulu fisiknya jika harus melakukan pembelian lebih baik lagi harga normal saja dibanding harga miring," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Tasikmalaya Kota, AKP Yusuf Ruhiman mengatakan, penjual telur sekarang ini dilakukan pemeriksaan dilanjutkan dengan penyelidikan terkait adanya temuan telur infertil berbahaya.

"Sementara, telur infertil tersebut diamankan supaya tidak dijual oleh pedagangnya. Kami sarankan untuk menarik dari pasaran seluruh telur infertil, kalau tak mematuhi, kita tindak tegas," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/09/18224831/curiga-harga-murah-satgas-pangan-temukan-telur-infertil-dijual-di-pasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke