Selain mengajar door to door, guru yang viral karena mendatangi rumah muridnya untuk mengajar selama pandemi Covid-19 ini, juga mengajar melalui siaran radio dan telepon conference.
Kepada Kompas.com, Avan menjelaskan, metode baru ini dikembangkan agar murid-muridnya tetap bisa mendapat pendidikan.
"Kalau saya tidak sempat ngajar door to door, saya menggunakan saluran telepon yang diconference dengan 6 sampai 7 murid," kata Avan, Rabu (3/6/2020).
Metode ini awalnya digunakan Avan ketika kegiatan "Pondok Ramadhan".
Seluruh murid diwajibkan mengaji dengan cara telepon konferensi.
Semua murid yang terhubung bisa mengaji dan mendengarkan secara bergantian.
Setelah semua murid selesai, Avan kemudian memberikan penjelasan menggunakan metode bercerita tentang ayat Al-Quran yang sudah dibaca murid-muridnya.
"Handphone milik wali murid masih jadul, bukan smartphone. Jadi pakai telepon conference mereka tidak kena biaya karena saya yang menghubungi satu-satu. Cara ini kalau saya tidak sempat ke rumah mereka," ujar Avan.
Sedangkan lewat radio, Avan berkerjasama dengan pemerintah melalui RRI.
Namun, pengajaran melalui siaran radio tidak menjangkau pendidikan jenjang SD, hanya SMP dan SMA sederajat.
Itu mengapa untuk siswa SD Avan tetap mendatangi rumah ke rumah dan lewat telepon konferensi.
"Siaran di RRI itu program pemerintah, kebetulan saya digandeng. Tapi saya sarankan untuk tingkat SD juga diprogramkan agar yang SD juga bisa menikmati pelajara dengan baik," ungkapnya.
Saat mengajar dari rumah ke rumah, Avan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Di antaranya, mewajibkan para murid menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum belajar.
Bantuan dari pembaca Kompas.com
Atas kegigihan dalam mendidik murid-muridnya, Avan mendapatkan bantuan masker dan hand sanitizer dari pembaca Kompas.com.
"Terima kasih pembaca Kompas.com atas kiriman masker, vitamin, dan hand sanitizer kepada kami. Bantuannya sangat membantu kami dalam beraktivitas," kata dia.
Avan melalui banyak tantangan saat mengajar dari rumah ke rumah di tengah pandemi Covid-19.
Ia harus pulang pergi dengan menempuh jarak 40 km dari rumahnya di Desa Babbalan, Kecamatan Batuan.
Selain itu, ia harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah murid-muridnya. Perjalanan lebih sulit ketika hujan turun karena jalan berlumpur.
"Selama tiga bulan ini tantangan itu sudah menjadi nikmat yang terus saya syukuri, karena saya bisa bisa tahu kondisi nyata murid-murid saya. Saya senang dan enjoy menjalaninya," ungkapnya.
https://regional.kompas.com/read/2020/06/05/18483911/metode-baru-guru-avan-mengajar-murid-di-pelosok-radio-dan-telepon-konferensi