Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] "Lari, Nak, Minta Tolong sama Warga" | Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19

Ia terakhir berpamitan pada keluarganya ke ATM di Pasar Jambi pada Jumat (29/5/2020).

Hilang beberapa hari, NA ditemukan di Jakarta dalam keadaan kebingungan pada Selasa (2/6/2020).

Sedangkan di Surabaya, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengungkapkan, Kota Surabaya tak lagi berwarna merah namun menghitam dalam peta sebaran Covid-19.

Dia menilai hal ini disebabkan lantaran tingginya kasus positif corona di Surabaya.

Berikut berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:

Awalnya ia berpamitan hendak ke ATM di Pasar Jambi, Jumat (29/5/2020).

Namun ia tak kunjung kembali. Lebih mengejutkan lagi, NA akhirnya ditemukan lima hari kemudian di Jakarta.

Halil, ayah kandung NA mengatakan, anaknya sempat menghubunginya melalui sms dan telepon.

NA mengabarkan, saat itu dirinya terkunci di sebuah mobil dan diculik.

Sebelum komunikasi terputus, Halil menyarankan NA untuk lari.

"Coba lari, Nak, minta tolong sama warga," kata dia.

Lima hari kemudian NA ditemukan oleh seorang sopir taksi di kawasan Blok M, Jakarta.

Saat ditemukan, NA dalam kondisi syok dan bingung.

Ia pun dibawa ke Polsek Senen dan dijemput oleh keluarganya.

Kasat Reskrim Polresta Jambi Kompol Suhardi Hary Haryanto mengatakan pihaknya masih mendalami kasus ini.

Penyebabnya, lantaran peningkatan kasus yang signifikan di Kota Pahlawan.

"Semakin banyak catatan kasusnya, warga di peta sebaran akan semakin besar hingga berwarna hitam," tutur Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, Selasa (2/6/2020).

Mengacu data, jika jumlah kasus positif di atas 1.025 kasus maka peta menjadi zona hitam.

Padahal hingga Selasa (2/6/2020) jumlah kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.

3. Doni Monardo ungkap penyebab peningkatan kasus di Surabaya

Doni justru memberikan apresiasi pada Pemkot Surabaya yang telah bekerja keras.

Tingginya temuan kasus, kata Doni, disebabkan lantaran tracing yang agresif serta pengambilan sampel yang masif dilakukan di banyak lokasi.

"Tentunya tak mudah mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif. Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," tutur dia.

Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya mengatakan, dirinya telah melakukan tes massal terhadap 27.000 orang di Surabaya.

"Jadi, kami lakukan rapid test massal di beberapa tempat. Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya," kata dia.

Remaja berinisial E itu dilakukan berulang kali sejak empat tahun lalu.

Pada 2016, N mencabuli E sebanyak dua kali. Kemudian, di tahun 2020 N kembali berusaha mencabuli E.

Hal ini diketahui oleh paman korban.

Berang mendengar keterangan korban, sang paman mendatangi rumah pelaku bersama warga, Selasa (2/6/2020).

N pun diamuk oleh warga yang marah. Pelaku babak belur dan kini ditahan di Polres Dompu.

Sebab, beras untuk makan ketiga anaknya yang masih kecil sudah habis.

Ibu berinisial RMS (31) itu mencuri tandan sawit bersama tiga temannya menggunakan sebuah egrek tangkai kayu.

Aksi mereka diketahui oleh petugas sekuriti perusahaan BUMN yang tengah berpatroli.

Saat itu, RMS ditangkap sedangkan dua temannya kabur.

Dalam kasus tersebut, perusahaan merugi tiga tandan buah sawit senilai Rp 76.500,00.

Kasus tersebut dibawa ke ranah hukum.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ghinan Salman, Idham Khalid, Idon Tanjung | Editor: Robertus Belarminus, Dheri Agriesta, Pythag Kurniati, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2020/06/04/06200031/populer-nusantara-lari-nak-minta-tolong-sama-warga-surabaya-jadi-zona-hitam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke